Ahad 22 Jan 2023 08:55 WIB

Jerman Berhati-hati Turunkan Senjata ke Ukraina

Jerman semakin mendekati keputusan untuk mengirimkan tank Leopard ke Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 FILE - Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara kepada tentara di depan tank tempur utama Leopard 2 setelah pelatihan Angkatan Darat dan latihan instruksi di Ostenholz, Jerman, Senin, 17 Oktober 2022. Jerman telah menjadi salah satu pemasok senjata utama Ukraina dalam 11 bulan sejak invasi Rusia. Perdebatan di antara sekutu tentang manfaat pengiriman tank tempur ke Ukraina telah memusatkan perhatian tanpa henti pada Jerman, yang tank Leopard 2-nya digunakan oleh banyak negara lain dan telah lama diincar oleh Kyiv.
Foto:

Scholz memang menghadapi seruan dari oposisi kanan-tengah Jerman dan beberapa dari koalisi pemerintahan tiga partainya untuk lebih proaktif dalam bantuan militer. Namun, dia kurang begitu mendapatkan dorongan dari kelompoknya Partai Sosial Demokrat kiri-moderat, yang selama beberapa dekade mendalami warisan pemulihan hubungan Perang Dingin yang dilakukan oleh pendahulunya Willy Brandt pada awal 1970-an.

Namun, pendekatan hati-hati membuat sekutu gila dan menimbulkan pertanyaan, apakah dapat mengandalkan Jerman. Berlin terus berhati-hati pada tank Leopard bahkan setelah Inggris mengumumkan minggu lalu bahwa akan menyediakan tank Challenger 2.

Keragu-raguan bukan hanya masalah antara Berlin dan Kiev, karena negara-negara lain akan memerlukan izin Jerman untuk mengirim stok Leopard buatan Jerman sendiri ke Ukraina. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pada pekan ini, negaranya akan mempertimbangkan untuk memberikan tanknya bahkan tanpa izin Jerman.

"Persetujuan adalah kepentingan sekunder di sini. Kami akan mendapatkannya dengan cepat, atau kami akan melakukan hal yang benar sendiri,” kata Morawiecki.

Juru bicara Scholz, Steffen Hebestreit, membantah pada Jumat, bahwa Jerman bersikeras hanya akan mengirimkan tank Leopard jika AS mengirim tank Abrams. Dia menolak anggapan bahwa Berlin mengikuti yang lain dan bersikeras mengambil pendekatan yang tepat.

“Ini bukan keputusan yang mudah, dan mereka harus ditimbang dengan baik. Dan ini tentang mereka yang berkelanjutan, bahwa semua dapat mengikuti mereka dan berdiri di belakang mereka dan bagian dari kinerja kepemimpinan adalah menjaga aliansi tetap bersama," ujar Hebestreit.

AS telah menolak menyediakan tank M1 Abrams ke Ukraina. Keengganan ini dengan alasan perawatan ekstensif dan kompleks serta tantangan logistik dengan kendaraan berteknologi tinggi.

Washington percaya akan lebih produktif untuk mengirim Leopard Jerman. Upaya ini dinilai langkah yang tepat karena banyak sekutu memilikinya, dan pasukan Ukraina akan membutuhkan lebih sedikit pelatihan daripada Abrams yang lebih sulit. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement