REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perusahaan asuransi Selandia Baru mulai menghitung kerugian akibat hujan lebat dan banjir di Auckland. Juru bicara Dewan Asuransi Selandia Baru Christian Judge mengatakan biaya membersihkan akibat cuaca buruk tahun ini diperkirakan di atas dana untuk membersihkan banjir di West Coast tahun 2021.
Dana yang dikeluarkan saat itu sekitar sebesar 97 juta dolar Selandia Baru atau 63 juta dolar AS. Tapi tidak semahal biaya yang dikeluarkan asuransi atas dua gempa bumi besar di Christchurch tahun 2021.
Sejauh ini Insurance Australia Group (IAG) divisi Selandia Baru mengatakan sudah menerima lebih dari 5.000 klaim. Suncorp Group menerima sekitar 3.000 klaim dari berbagai merek mereka, Vero dan AA Insurance. New Zealand's Tower mengatakan sudah menerima sekitar 1.900 klaim.
"Jumlah klaim diperkirakan akan terus naik dalam beberapa hari ke depan, dengan kejadian masih terus belangsung dan konsumen mengidentifikasi kerusakan pada rumah mereka," kata IAG dalam pernyataannya, Selasa (31/1/2023).
Ekonom mengatakan pemulihan dan pembangunan kembali dapat menambah tekanan inflasi pada Selandia Baru. Sebab kebutuhan kendaraan dan rumah tangga akan tergantikan konstruksi untuk perbaikan dan pembangunan rumah dan infrastruktur yang rusak oleh banjir.
Sebelumnya dilaporkan pemerintah Selandia Baru mengatakan Auckland yang sudah direndam banjir tampaknya akan kembali diguyur hujan deras beberapa hari ke depan. Empat orang meninggal dunia akibat diterjang banjir bandang dan longsor yang melanda Auckland dalam tiga hari terakhir.
Curah hujan juga melampaui rekor. Auckland masih memberlakukan status darurat kecuali di wilayah Waitomo di selatan kota itu. Maskapai Air New Zealand mengatakan penerbangan keluar dan masuk bandara Auckland masih ditunda dan dibatalkan.
Ribuan penumpang terdampar termasuk ratusan orang dari luar negeri. Pantai-pantai dan sekolah-sekolah di kota yang dihuni sekitar 1,6 juta orang itu ditutup. Sekolah ditutup hingga 7 Februari.
"Terdapat kerusakan signifikan di seluruh Auckland, beberapa rumah tidak hanya rusak oleh banjir tapi juga pergerakan ekstensif bumi," kata Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins di stasiun televisi milik pemerintah TVNZ.