Bendera biro rudal pertama kali terlihat di media pemerintah baru-baru ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin telah membentuk unit militer yang bertugas mengoperasikan ICBM.
“Bagian penting di sini adalah bahwa latihan itu diperintahkan pada hari itu, tanpa peringatan kepada awak yang terlibat. Jumlah waktu antara pesanan dan peluncuran kemungkinan akan berkurang dengan pengujian tambahan," ujar pakar rudal di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Amerika Serikat, Ankit Panda.
Analis mengatakan, Korea Utara kemungkinan akan melakukan lebih banyak uji senjata, termasuk kemungkinan rudal berbahan bakar padat baru. Rudal ini dapat membantu Korea Utara menyebarkan misilnya lebih cepat jika terjadi perang.
Program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Tetapi Pyongyang mengatakan, pengembangan senjatanya diperlukan untuk melawan "kebijakan permusuhan" oleh Washington dan sekutunya.
Dalam pernyataan terpisah pada Ahad (19/2/2023) saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengecam Amerika Serikat karena mencoba mengubah Dewan Keamanan PBB sebagai alat untuk kebijakan permusuhannya terhadap Pyongyang. "Saya peringatkan bahwa kita akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat serta luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kita," katanya.