Rabu 22 Feb 2023 20:04 WIB

Cina Siap Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan dan Investasi dengan Indonesia

Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) dan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang berpose untuk fotografer saat pertemuan mereka di Jakarta,  Rabu (22/2/2023).
Foto: Adek Berry/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) dan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang berpose untuk fotografer saat pertemuan mereka di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang mengatakan, negaranya siap melanjutkan dan meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi dengan Indonesia. Dia mengaku senang melihat adanya penambahan nilai perdagangan antara kedua negara.

Qin mengungkapkan, Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun terakhir. Dia mengatakan, nilai perdagangan kedua negara tahun lalu hampir menyentuh 150 miliar dolar AS.

Baca Juga

“Cina juga merupakan sumber investasi asing terbesar kedua di Indonesia tahun lalu. Investasi Cina di Indonesia sebesar 8,23 miliar dolar AS, meningkat 160 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ucap Qin dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai keduanya memimpin pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Terkait kebutuhan pasar, Qin mengungkapkan, Cina siap meningkatkan impor produk pertanian dan komoditas kualitas tinggi lainnya dari Indonesia. “Kami juga mendorong lebih banyak perusahaan Cina untuk berinvestasi di Indonesia dan memperluas kerja sama kita,” ujarnya.

Kemudian perihal kerja sama di bidang pariwisata, Qin yakin jumlah turis Cina yang mengunjungi Indonesia akan melampaui jumlah pra-pandemi. “Saat penerbangan langsung terus meningkat antara kedua negara kita, saya percaya turis Cina yang mengunjungi Indonesia akan melampaui tingkat sebelum Covid-19, yang mana berjumlah 2 juta orang per tahun,” ucap Qin.

Dia menekankan, di luar perdagangan dan investasi, Cina akan mempererat kerja sama dengan Indonesia bidang-bidang lain, seperti pendidikan, budaya, pemuda dan olahraga, dan bidang-bidang lainnya. Beijing pun akan mempertahankan pertukaran antar-masyarakat.

Sementara itu, Retno Marsudi Retno mengungkapkan, JCBC ke-4 Indonesia-Cina berlangsung sangat terbuka dan bersahabat. JCBC terakhir digelar pada 2018 di Beijing.

Retno menyebut, dalam JCBC ke-4, dia menekankan beberapa isu. Pertama adalah pentingnya penguatan kerja sama perdagangan.

“Republik Rakyat Cina adalah mitra dagang terbesar Indonesia. Yang patut disyukuri adalah bahwa perdagangan dua negara sudah semakin seimbang,” ucapnya.

Dalam pertemuan dengan Qin, Retno secara khusus meminta agar berbagai hambatan perdagangan bilateral dapat diatasi. Hal kedua yang ditekankan Retno adalah penguatan kerja sama investasi.

Dia mengungkapkan, tahun lalu Cina menjadi investor kedua terbesar di Indonesia. Sementara pada kuartal terakhir tahun lalu, Cina bahkan sempat menjadi investor nomor satu Indonesia.

“Isu terkait pemanfaatan tenaga kerja Indonesia, perlindungan lingkungan, dan penguatan investasi hijau yang berkualitas saya sampaikan dalam pertemuan. Indonesia akan terus memperbaiki iklim investasi dengan mempertimbangkan kepentingan rakyat Indonesia,” ujar Retno.

Berbagai kerja sama infrastruktur juga dibahas dalam pertemuan JCBC ke-4. Kerja sama kesehatan pun tak luput dalam diskusi. Menurut Retno, Indonesia dan Cina sudah menjalin kerja sama sangat baik dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Pandemi telah memberikan pelajaran mengenai pentingnya setiap negara memperkuat infrastruktur kesehatan, termasuk industri farmasinya,” ucap Retno.

Terkait isu kesehatan, Retno melihat pentingnya implementasi kerja sama penelitian dan pengembangan vaksin serta genomika. Penguatan kapasitas produksi bahan baku obat. Kemudian implementasi komitmen kerja sama sister hospital dan pusat herbal di Indonesia.

Dalam JCBC ke-4, dibahas pula tentang konektivitas dan hubungan antar-masyarakat. Retno berpendapat, pasca-pandemi, satu hal yang penting untuk segera dibenahi adalah masalah konektivitas.

Dengan konektivitas yang baik, maka hubungan ekonomi dan hubungan antar-masyarakat akan cepat pulih. “Oleh karena itu, Indonesia mendorong pemulihan konektivitas Indonesia dan Republik Rakyat Cina. Indonesia menyambut baik mulai kembalinya wisatawan Cina ke Indonesia,” ujar Retno.

Retno mengungkapkan, sebelum JCBC ke-4 Indonesia-Cina dimulai, dia sempat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menlu Qin Gang. “Bapak Presiden telah menyampaikan pandangan bagaimana kedua negara dapat terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, terutama di bidang ekonomi dan upaya menciptakan perdamaian serta stabilitas di kawasan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement