Rabu 22 Feb 2023 16:24 WIB

Jepang Kirim Pulang Empat Panda ke Cina

Keempat panda tersebut akan hidup di kebun binatang di Sichuan, Cina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Panda raksasa Xiang Xiang terlihat di Ueno Zoological Gardens di Tokyo, Jepang, Kamis (16/2/2023). Ribuan penggemar yang dipilih sebelumnya melalui undian akan dapat melihat secara singkat panda raksasa berusia 5 tahun hingga 19 Februari sebelum Xiang Xiang dikirim ke Cina.
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Panda raksasa Xiang Xiang terlihat di Ueno Zoological Gardens di Tokyo, Jepang, Kamis (16/2/2023). Ribuan penggemar yang dipilih sebelumnya melalui undian akan dapat melihat secara singkat panda raksasa berusia 5 tahun hingga 19 Februari sebelum Xiang Xiang dikirim ke Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Penggemar panda dari Jepang harus mengucapkan salam perpisahan kepada empat panda sekaligus dalam satu waktu yang sangat berdekatan. Mereka akan hidup di kebun binatang dengan fasilitas yang dilindungi di provinsi Sichuan Cina.

Ratusan orang yang menunggu di luar Kebun Binatang Ueno Tokyo mengambil foto, menyeka air mata dengan saputangan, dan melambai ke truk putih yang membawa Xiang Xiang saat perlahan-lahan menuju bandara. Sedangkan yang lainnya menunggu di Bandara Internasional Narita untuk melambaikan tangan terakhir kalinya ke pesawat yang membawa Xiang Xiang lepas landas menuju Cina.

Baca Juga

Xiang Xiang dikawal oleh dua staf kebun binatang dalam penerbangan ke Chengdu. Dia dalam keadaan sehat dan santai sambil memakan camilan favoritnya dari tunas dan apel bambu selama proses keberangkatannya di bandara.

Direktur Kebun Binatang Ueno Yutaka Fukuda menyatakan, akan merindukan Xiang Xiang. Dia mengaku telah melihat panda itu tumbuh sejak kelahirannya di Jepang pada 2017. "Saya ingin berterima kasih padanya karena membuat begitu banyak orang bahagia," kata Fukuda.

Xiang Xiang pada awalnya akan dikembalikan ke Cina pada Desember 2020, tetapi perjalanannya tertunda karena pandemi virus korona. “Saya berharap dia akan berkontribusi pada penelitian konservasi panda setelah dengan aman menyelesaikan perjalanannya," ujar Yutaka.

Tontonan untuk publik terakhir bagi Xiang Xiang dilakukan secara terbatas dengan hanya melibatkan 2.600 orang-orang yang beruntung pada akhir pekan. Mereka harus memenangkan tiket lotre yang sangat kompetitif. Lebih dari setengah juta orang mengikuti undian agar bisa melihat Xiang Xiang untuk terakhir kalinya.

Selain panda dari Kebun Binatang Ueno, terdapat tiga panda lainnya yang akan kembali ke Cina sehari setelah keberangkatan Xiang Xiang. Kebun binatang lain di kota pantai Shirahama Jepang tengah menampilkan panda itu terakhir kali pada Selasa.

Mereka adalah Eimei jantan tua yang dikirim dari Cina pada 1994. Sejak itu, Eimei menjadi ayah 16 anak dan menghasilkan julukan "Super Papa".

Eimei akan berangkat ke Cina bersama dengan dua putrinya yang dilahirkan di Jepang bernama Ouhin dan Touhin. Anak kembar itu sudah memasuki usia reproduksi dan akan pindah ke Sichuan untuk menemukan pasangan yang cocok. Mereka diketahui tidak menunjukkan minat pada pejantan di Kebun Binatang Jepang.

Pengunjung menandatangani pesan untuk panda favorit mereka. “Terima kasih Eimei, tetap sehat dan hidup lama!” salah satu dari pengunjung. Media lokal menampilkan profil dan sejarah mereka bersama dengan foto -fotonya.

Meskipun ikatan politik yang tegang antara Jepang dan Cina, panda telah menghubungkan orang-orang di kedua negara dan berkontribusi pada persahabatan. Kedutaan Besar Cina menyebut mereka pembawa pesan yang paling lucu yang telah mengikat hati orang-orang di kedua negara. Beijing berharap bahwa Tokyo akan terus mengikuti kemajuan para panda meski telah pergi.

Cina mengirim panda ke luar negeri sebagai tanda niat baik tetapi mempertahankan kepemilikan atas hewan dan anak -anak yang dihasilkan. Hewan-hewan itu berasal dari Cina barat daya dan merupakan maskot nasional tidak resmi Beijing.

Panda merupakan hewan jarang bereproduksi di alam liar dan tetap di antara spesies yang paling terancam di dunia. Diperkirakan 1.800 panda hidup di alam liar, sementara 500 lainnya berada di kebun binatang atau pusat rehabilitasi, sebagian besar di Sichuan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement