REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Pemerintahan oposisi Suriah mengatakan 22 orang di barat laut negara itu meninggal dunia akibat kolera. Wabah terjadi setelah gempa menghancurkan Turki dan Suriah awal bulan ini.
Pada Selasa (28/2/2023) tim penyelamat yang didukung Barat di perbatasan dengan daerah terdampak gempa di Suriah mengatakan terdapat 568 kasus infeksi. Wabah disebabkan kerusakan infrastruktur dan sistem air.
Hingga Jumat (24/2/23/2023) Suriah melaporkan kematian akibat gempa pada mencapai 5.914 orang. Sementara total korban gempa Turki sebesar 44.218 orang.
Pada 6 Februari lalu Turki dan Suriah diguncang gempa bermagnitudo 7,7 dan 7,6. Kawasan itu kemudian diguncang ribuan gempa kecil.
Hampir 240 ribu tim penyelamat termasuk sukarelawan, melanjutkan operasi penyelamatan di 11 provinsi Turki. Beberapa daerah yang terdampak gempa sulit diakses tapi upaya pemulihan dan jumlah korban jiwa terus bertambah.
Turki sudah mengevakuasi hampir 530 ribu orang dari daerah gempa. Pemerintah Turki mengatakan sejauh ini mereka sudah mencatat 173 ribu gedung yang hancur dan lebih dari 1,9 juta orang tinggal di tenda pengungsian atau hotel dan fasilitas publik.
Turki mengatakan gempa berdampak pada sekitar 20 juta orang. Sementara PBB memperkirakan gempa berdampak pada sekitar 8,8 juta orang di Suriah.
Lebih sulit informasi didapatkan dari Suriah yang dilanda perang sipil selama bertahun-tahun.