REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina membuka sidang parlemen dan mengimplementasikan reshuffle terbesar selama satu dekade. Sementara Presiden Xi Jinping mempererat cengkramannya di tengah berbagai tantangan yang dihadapi Cina mulai dari pemulihan ekonomi Covid-19 sampai renggangnya hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
Hampir tiga ribu delegasi berkumpul di ruang raksasa Great Hall of the People di Alun-alun Tiananmen. Sidang ini akan menjadi Kongres Rakyat Nasional (NPC) pertama sejak peraturan ketat Covid-19 dilonggarkan meski beberapa langkah pencegahan seperti tes dan karantina masih berlaku bagi jurnalis.
NPC akan mengkonfirmasi tim ekonomi Xi Jinping yang baru setelah presiden itu memasuki masa jabatan ketiga dan menempatkan sekutunya di jajaran pemimpin Partai Komunis di kongres lima tahun sekali bulan Oktober lalu. Media Barat menilai Xi penguasa Cina paling berpengaruh sejak Mao Zedong.
Media pemerintah Cina melaporkan NPC juga akan membahas rencana Xi untuk mengatur ulang dengan intensif dan memperluas entitas-entitas negara dan Partai Komunis Cina.
"Kemungkinan perlu lebih banyak kementerian Dewan Negara yang digabung dengan partai di bawah kepemimpinan partai yang komprehensif," kata pakar politik Australian National University Wen-Ti Sung, Rabu (1/3/2023).
Menurutnya bidang kesehatan masyarakat dan keamanan akan menjadi fokus NPC. Pengamat dan sumber pemerintah mengatakan tampaknya Beijing akan menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 antara 5 sampai 6 persen untuk menahan angka pengangguran.
Kebijakan-kebijakan yang diambil akan bertujuan untuk mendorong konsumsi dan investasi asing. Tapi tidak banyak yang bisa diharapkan adanya reformasi penting. Ekonomi Cina hanya tumbuh 3 persen tahun lalu, paling rendah dalam setengah abad terakhir.
Li Qiang, sekutu dekat Xi yang sebelumnya ketua Partai Komunis Cina di Shanghai, diperkirakan akan diangkat sebagai perdana menteri. Ia akan bertanggung jawab mengelola perekonomian terbesar kedua di dunia, sementara investor berharap hubungannya dengan Xi mengantarnya pada kebijakan yang ramah bisnis.
NPC akan mengkonfirmasi tim ekonomi dan pemimpin-pemimpin lembaga regulator yang baru, termasuk gubernur bank sentral. Sebagai upaya mengganti generasi lama dengan orang-orang yang lebih berorientasi reformasi.
"Kongres Rakyat Nasional merupakan lanjutan dari Kongres Partai ke-20 dan akan mengimplementasikan keputusan partai yang diambil saat itu, termasuk fokusnya pada keamanan," kata profesor Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore, Alfred Wu.
NPC digelar saat Cina dan Xi sedang menjalani masa yang sulit. Xi mencabut banyak peraturan Covid-19 pada Desember lalu setelah unjuk rasa besar-besaran pertama selama masa jabatannya.
Kongres ini juga dibayangi masalah demografi, di mana populasi Cina menyusut untuk pertama kalinya sejak 1961. Sementara tahun lalu angka lapangan kerja di perkotaan turun untuk pertama kalinya dalam enam dekade dan pengeluaran per kapita juga turun.
Retaknya hubungan dengan AS yang menekan akses Cina ke teknologi terbaru, dan lesunya ekonomi global juga menjadi tantangan bagi Xi yang mengkonfirmasi masa jabatan ketiganya sebagai presiden setelah menghapus batasan masa jabatan di konstitusi pada 2018 lalu.