REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyatakan tabrakan antara dua kereta yang menewaskan sedikitnya 38 orang adalah kesalahan manusia. Menteri transportasi negara itu pun memutuskan untuk mengundurkan diri.
Menteri Transportasi Yunani Kostas Karamanlis mengundurkan diri setelah mengunjungi lokasi kecelakaan. Dia mengaku merasa atas peristiwa itu dan tugasnya saat ini adalah mengundurkan diri.
"Rasa sakitnya tak terkatakan. Ketika sesuatu yang begitu tragis terjadi, tidak mungkin untuk melanjutkan seolah-olah tidak terjadi apa-apa," ujar Karamanlis dikutip dari Aljazirah.
“Saya menganggapnya sebagai elemen penting dari demokrasi kita bahwa warga negara kita mempercayai sistem politik. Ini disebut tanggung jawab politik," kata menteri itu.
Kecelakaan itu terjadi di luar pusat kota Larissa pada Selasa (28/2/2023) malam. Sebuah kereta penumpang yang berangkat dari ibu kota, Athena, ke Thessaloniki bertabrakan dengan kereta kargo yang berangkat dari kota utara.
Beberapa gerbong penumpang meledak dalam kobaran api akibat benturan tersebut. “Semuanya menunjukkan bahwa drama itu, sayangnya, terutama disebabkan oleh kesalahan manusia yang tragis,” kata Mitsotakis dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (1/3/2023).
Operator kereta Hellenic Train melaporkan sekitar 350 orang berada di kereta penumpang, yang meninggalkan Athena pada pukul 19:22 waktu setempat. Gubernur daerah Thessaly Konstantinos Agorastos mengatakan, kedua kereta itu saling meluncur di jalur yang sama. “Mereka melaju dengan kecepatan tinggi dan satu [pengemudi] tidak tahu yang lain akan datang,” katanya.
Atas kecelakaan itu, sekitar 66 orang terluka dalam kecelakaan itu, termasuk enam dalam perawatan intensif. Sementara sekitar 250 penumpang, beberapa dengan luka ringan, dievakuasi dengan aman dengan bus ke Thessaloniki, sekitar 130 km jauhnya.
Kantor Mitsotakis sebelumnya telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari. Sementara itu, Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou mengatakan, mempersingkat kunjungan ke Moldova untuk kembali ke Yunani.
“Sayangnya, saya harus mengganggu kunjungan saya agar dekat dengan rakyat saya, untuk mendukung mereka yang membutuhkannya,” kata Sakellaropoulou dalam konferensi pers bersama di ibu kota Moldova, Chisinau, bersama Presiden Moldova Maia Sandu.