Senin 06 Mar 2023 11:22 WIB

Kanselir Jerman: Cina tidak Boleh Kirim Senjata ke Rusia

Beberapa pejabat AS menyebut bahwa Cina berusaha memasok persenjataan ke Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
File foto Presiden Komisi Eropa  Ursula von der Leyen (kiri,) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) berfoto sebelum pertemuan di Konferensi Keamanan Munich di Munich, Jerman, 18 Februari 2023).  Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Cina agar tidak memasok persenjataan ke Rusia.
Foto: Sven Hoppe/DPA via AP
File foto Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri,) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) berfoto sebelum pertemuan di Konferensi Keamanan Munich di Munich, Jerman, 18 Februari 2023). Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Cina agar tidak memasok persenjataan ke Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Cina agar tidak memasok persenjataan ke Rusia. Dia menyebut, terdapat konsekuensi yang bakal diterima Beijing jika mereka melakukan hal tersebut.

“Kami semua setuju bahwa tidak boleh ada pengiriman senjata (ke Rusia), dan Pemerintah Cina telah menyatakan bahwa mereka tidak akan mengirimkan apapun. Itulah yang kami tuntut, dan kami mengawasinya,” kata Scholz setelah kabinetnya bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Berlin, Ahad (5/3/2023).

Baca Juga

Pernyataan Scholz itu merupakan jawaban atas pertanyaan awak media tentang apakah dia telah menerima bukti dari Amerika Serikat (AS) yang menyebut Cina sedang mempertimbangkan pengiriman senjata ke Rusia.

Awak media pun sempat menanyakan apakah Scholz mendukung sanksi terhadap Beijing jika mereka mempersenjatai Rusia. Namun Scholz tak menjawab pertanyaan tersebut.

Sementara itu Ursula von der Leyen mengatakan, sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Cina menyuplai persenjataan ke Rusia. “Tapi kami harus mengawasinya setiap hari,” ujarnya.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN yang juga ditayangkan Ahad lalu, Scholz turut ditanya tentang kemungkinan Cina memasok persenjataan kepada Rusia. “Saya pikir itu (tindakan Cina pasok senjata untuk Rusia) akan memiliki konsekuensi. Tapi kami sekarang berada dalam tahap di mana kami menjelaskan bahwa ini tidak boleh terjadi,” kata Scholz.

Dia tak menjelaskan bentuk konsekuensi yang bakal diperoleh Beijing jika mereka memasok persenjataan ke Rusia. Kendati demikian, Scholz mengaku optimistis bahwa permintaan kepada Cina agar mereka tidak mengirim persenjataan untuk Moskow tidak akan diabaikan.

“Saya relatif optimistis bahwa kami akan berhasil dengan permintaan kami dalam kasus ini. Tapi kami harus mengawasinya dan kami harus sangat, sangat berhati-hati,” ucapnya.

Pekan lalu Kepala Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina Kyrlo Budanov menepis tudingan yang dilayangkan beberapa pejabat AS bahwa Cina sedang berusaha memasok persenjataan ke Rusia. Dia mengaku tidak melihat hal atau tindakan semacam itu sedang dibahas.

“Saya tidak setuju dengan pendapat ini,” ujar Budanov dalam sebuah wawancara dengan Voice of America (VoA) ketika ditanya tentang kemungkinan Cina mempersenjatai Rusia, Senin (27/2/2023).

“Sampai sekarang, saya kira Cina tidak akan menyetujui transfer senjata ke Rusia. Saya tidak melihat tanda-tanda bahwa hal-hal seperti itu bahkan sedang dibahas,” kata Budanov menambahkan.

Dalam wawancara tersebut, Budanov pun ditanya pendapatnya tentang penilaian beberapa pejabat senior AS yang menuduh Cina berusaha menyuplai persenjataan untuk Rusia. “Saya adalah kepala intelijen dan saya mengandalkan, dengan segala hormat, bukan pada pendapat individu, tapi hanya pada fakta. Saya tidak melihat fakta seperti itu,” ucapnya.

Budanov kemudian ditanya tentang kemungkinan negara yang memasok persenjataan ke Rusia. Dia menyebut ada laporan yang belum terkonfirmasi bahwa Korea Utara (Korut) mengirim senjata untuk Moskow.

“Hampir satu-satunya negara yang benar-benar mentransfer senjata yang kurang lebih serius adalah Iran,” ujarnya.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyiratkan kekhawatiran tentang potensi pengiriman senjata oleh Cina untuk Rusia. Hal itu disampaikan ketika Blinken bertemu Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi.

Pada 26 Februari lalu, Direktur CIA William J Burns mengatakan, dia yakin Beijing masih mempertimbangkan kemungkinan pengiriman senjata untuk Rusia. Sejumlah media AS, mengutip beberapa pejabat AS yang enggan dipublikasikan identitasnya, turut melaporkan hal serupa. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement