REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jumlah pengajuan suaka ke Inggris mencapai puncaknya pada tahun 2002 yaitu lebih dari 84 ribu. Sebagian besar pencari suaka adalah orang-orang yang melarikan diri dari negara konflik termasuk Afghanistan, Somalia dan Irak.
Setelah itu, jumlahnya turun tajam. Pada 2010, jumlah pengajuan suaka berada pada titik terendah dalam 20 tahun yaitu di bawah 18 ribu. Permohonan suaka kembali meningkat sepanjang tahun 2010-an. Sebagian besar pengungsi dari Suriah mencari suaka di Inggris Raya.
Dilaporkan BBC, Selasa (3/1/2023) pada 2021 terdapat lebih dari 48.500 pengajuan suaka. Angka akhir untuk 2022 belum tersedia. Tetapi dalam sembilan bulan pertama 2022, Inggris menerima lebih dari 52.500 aplikasi pengajuan suaka. Ini adalah jumlah tertinggi selama hampir dua dekade.
Mayoritas orang yang mengajukan suaka di Inggris selama 12 bulan terakhir tiba melalui Selat Inggris dari Prancis. Menurut angka pemerintah yang dikumpulkan oleh BBC, sebanyak 45.756 migran menyeberangi Selat Inggris pada 2022. Ini merupakan angka tertinggi sejak angka-angka tersebut mulai dikumpulkan oleh pemerintah pada 2018 lalu.
Dalam 12 bulan hingga September 2022, jumlah pencari suaka tertinggi berasal dari Albania yaitu lebih dari 15 ribu orang. Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak telah mengumumkan langkah-langkah untuk mencoba mengurangi jumlah pencari suaka.
Kelompok pencari suaka terbesar kedua, dengan jumlah hampir 11 ribu orang berasal dari Iran, diikuti oleh Irak, Afghanistan, dan Suriah. Pengungsi Ukraina tidak termasuk dalam statistik ini.
Pada Maret 2022, pemerintah membuka dua skema bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina, yaitu skema Keluarga Ukraina dan skema Rumah untuk Ukraina. Per tanggal 12 Desember 2022 lebih dari 150 ribu orang telah tiba di Inggris Raya berdasarkan skema tersebut. Inggris juga membuat skema untuk kelompok orang tertentu, seperti pengungsi Afghanistan, dan rute imigrasi untuk beberapa warga Hong Kong.