Ahad 12 Mar 2023 12:43 WIB

Arab Saudi dan Iran Kembali Mesra, Apa Dampaknya dan Siapa Gelisah?

Keharmonisan Arab Saudi dan Iran memicu beragam tanggapan

Dalam foto yang dirilis oleh Nournews ini, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, kanan, berjabat tangan dengan diplomat paling senior China Wang Yi, saat Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammed al-Aiban terlihat saat upacara penandatanganan perjanjian antara Iran dan Arab Saudi untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan setelah tujuh tahun ketegangan antara rival Timur Tengah, di Beijing, China, Jumat (10/3/2023).
Foto:

Sesedarhana itukah? Kemungkinan tetap rumit karena ada pihak-pihak yang gelisah melihat rukunnya lagi Iran dan Arab Saudi.

Di antara yang paling gelisah adalah Israel yang selama ini melihat Arab Saudi sebagai penyeimbang untuk ambisi regional Iran. Tak terbayangkan oleh Israel, jika Arab Saudi dan Iran bersatu.

Arab Saudi yang berseteru dengan Iran jelas menguntungkan Israel, ketimbang Saudi yang satu front dengan Iran.

Akan lebih berbahaya lagi bagi Israel jika semangat normalisasi hubungan itu menular kepada faksi-faksi politik yang saling bersaing di Lebanon dan Suriah yang berbatasan langsung dengan Israel, atau Palestina.

Kekhawatiran itu tercermin dari kupasan media massa Israel dalam menanggapi normalisasi hubungan Iran-Saudi. Fakta kesepakatan Iran-Saudi itu dicapai ketika Israel dan Arab Saudi sendiri aktif menjalin kontak-kontak politik, membuat Israel semakin gelisah.

Surat kabar Haaretz sampai menyebut impian membentuk aliansi Arab-Israel untuk menangkal Iran musnah seketika oleh normalisasi hubungan Arab Saudi-Iran tersebut.

Elite politik Israel pun menjadi saling tuding mengenai siapa yang pantas dijadikan biang keladi merapatnya Arab Saudi kepada Iran.

Mantan Perdana Menteri Yair Lapid menyebut normalisasi hubungan Iran-Saudi itu sebagai akibat dari kesalahan besar kebijakan luar negeri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

Sebaliknya, Netanyahu menyalahkan pemerintahan Israel sebelumnya. Situasi serupa terjadi di Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat lainnya.

Dari perspektif ini, normalisasi hubungan diplomatik Iran-Saudi adalah tsunami politik untuk Israel dan Barat. 

Baca juga: Arab Saudi-Iran Sepakat Damai Diprakarsai China, Ini Reaksi Amerika Hingga Negara Arab

Sebaliknya, ini bisa menjadi oase untuk terciptanya perdamaian yang langgeng di Timur Tengah dan bisa memaksa Israel berkompromi untuk banyak isu di kawasan ini, khususnya menyangkut Palestina.

Namun demikian, ini baru harapan, terlebih Arab Saudi mungkin saja menormalisasi hubungan dengan Israel sekalipun, seperti sudah ditempuh sejumlah negara Arab lainnya, termasuk Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab.

Langkah itu juga bisa menjadi bentuk lain dari tekanan tidak langsung Saudi kepada Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya agar mereformulasi kebijakan terhadap Saudi dengan lebih baik lagi.

 

Dalam normalisasi hubungan Iran-Saudi, pihak Arab Saudi tampaknya menjadi pihak yang lebih kentara ingin hendak berubah. Dalam kata lain, Arab Saudi adalah faktor terpenting di balik semua ini.     

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement