REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Iran membawa angin segar dalam konflik di Yaman. Kedua negara itu memainkan peranan cukup besar dalam pertikaian selama bertahun-tahun.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi ikut campur dalam konflik Yaman pada 2015. Keterlibatan ini beberapa bulan setelah Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa pada 2014, memaksa pemerintah yang diakui secara internasional ke pengasingan di Saudi.
Setelah pengumuman kesepakatan Saudi dan Iran pada Jumat (10/3/2023), Houthi pun menyambut baik. Tindakan ini dinilai sebagai langkah sederhana tetapi positif.
"Kawasan ini membutuhkan kembalinya hubungan normal antara negara-negaranya, di mana masyarakat Islam dapat memperoleh kembali keamanan yang hilang dari intervensi asing,” kata juru bicara Houthi dan kepala negosiator Mohamed Abdulsalam.
Pemerintah Yaman yang didukung Saudi mengungkapkan beberapa optimisme meski ada peringatan. “Posisi pemerintah Yaman bergantung pada tindakan dan praktik, bukan kata-kata dan klaim,” katanya.
Perwakilan pemerintah Yaman menyatakan, akan melanjutkan dengan hati-hati sampai mengamati perubahan nyata dalam perilaku Iran.
Para pakar tidak mengharapkan penyelesaian segera atas konflik di Yaman. Pembicaraan langsung dan hubungan yang lebih baik dapat menciptakan momentum untuk kesepakatan terpisah yang mungkin menawarkan kedua negara jalan keluar dari perang yang menghancurkan.
“Bola sekarang ada di pengadilan pihak-pihak yang bertikai di dalam negeri Yaman untuk memprioritaskan kepentingan nasional Yaman dalam mencapai kesepakatan damai dan terinspirasi oleh langkah positif awal ini,” kata peneliti non-residen di Arab Center yang berbasis di Washington Afrah Nasser.
Analis Teluk di International Crisis Group Anna Jacobs mengatakan, kesepakatan itu sudah berakhir menuju de-eskalasi di Yaman. “Sulit membayangkan kesepakatan Saudi-Iran untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan tanpa jaminan dari Iran untuk lebih serius mendukung upaya penyelesaian konflik di Yaman,” katanya.