Sabtu 18 Mar 2023 17:50 WIB

Rusia Hanya Ingin Perpanjang Kesepakatan Koridor Gandum Laut Hitam Selama 60 Hari

Kesepakatan koridor gandum tak berdampak pada dicabutnya sanksi barat terhadap Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
File foto bangau berjalan di depan pemanen di ladang gandum di desa Zghurivka, Ukraina, 9 Agustus 2022. Rusia siap memperpanjang masa berlaku koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI). Namun Moskow hanya bersedia memberikan perpanjangan separuh dari total waktu dalam perjanjian, yakni 60 hari.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
File foto bangau berjalan di depan pemanen di ladang gandum di desa Zghurivka, Ukraina, 9 Agustus 2022. Rusia siap memperpanjang masa berlaku koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI). Namun Moskow hanya bersedia memberikan perpanjangan separuh dari total waktu dalam perjanjian, yakni 60 hari.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Rusia siap memperpanjang masa berlaku koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI). Namun Moskow hanya bersedia memberikan perpanjangan separuh dari total waktu dalam perjanjian, yakni 60 hari.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan memorandum BSGI tidak berfungsi. Tak seperti saat kesepakatan dibuat pada Juli 2022 lalu, sejauh ini tidak ada pengaruh BSGI terhadap pembebasan operasi ekspor pertanian Rusia dari sanksi Barat.

Baca Juga

Selain itu, Nebenzia menyebut, BSGI pun telah diubah dari inisiatif kemanusiaan untuk membantu negara-negara berkembang yang menghadapi kenaikan harga pangan akibat konflik Ukraina, menjadi operasi komersial yang menguntungkan empat perusahaan agrobisnis terkemuka milik Barat.

Nebenzia mengungkapkan Rusia telah secara resmi menyampaikan kepada Ukraina dan Turki sebagai mediator, Moskow tidak keberatan memperpanjang masa aktif BSGI. Namun bukan 120 hari, tapi hanya 60 hari, yakni hingga 18 Mei mendatang terhitung sejak 18 Maret.

“Jika Brussels (Uni Eropa), Washington, dan London benar-benar tertarik melanjutkan ekspor makanan dari Ukraina melalui koridor kemanusiaan maritim, maka mereka memiliki waktu dua bulan untuk membebaskan seluruh rantai operasi yang menyertai sektor pertanian Rusia dari sanksi. Jika tidak, kami gagal memahami bagaimana konsep paket Sekjen PBB akan bekerja melalui kesepakatan sederhana ini,” ucap Nebenzia, Jumat (17/3/2023).

Sementara itu Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield membantah adanya tekanan atau upaya pencegatan terhadap proses ekspor komoditas pertanian dan pupuk Rusia. “Ketika kami mendengar Pemerintah Rusia mengatakan bahwa mereka ditahan untuk mengekspor biji-bijian, mengekspor pupuk, angka menunjukkan itu tidak benar,” katanya.

Kemudian mengenai sanksi terhadap Rusia, Thomas-Greenfield mengklaim AS dan sekutunya sudah berusaha keras mengomunikasikan aturan yang jelas untuk makanan dan pupuk kepada pemerintah serta sektor swasta. “Sederhananya, sanksi bukanlah masalahnya,” ujarnya.

Lewat BSGI, hampir 25 juta metrik ton bahanan makanan berhasil diekspor terhitung sejak Agustus tahun lalu. Kesepakatan itu pun memungkinkan Program Pangan Dunia PBB mengangkut lebih dari setengah juta metrik ton gandum untuk mendukung operasi kemanusiaan di Afghanistan, Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Yaman.

BSGI telah berhasil diperpanjang selama 120 hari terhitung sejak 19 November 2022. Pada 2 November tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melanjutkan keterlibatan atau partisipasi negaranya dalam BSGI. Putin mengatakan, Ukraina telah memberikan jaminan kepada negaranya bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor gandum untuk tujuan militer.

Pada 29 Oktober 2022, Rusia mengumumkan bahwa mereka menangguhkan implementasi kesepakatan BSGI. Hal itu dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militernya di Sevastopol menjadi sasaran serangan pesawat nirawak Ukraina. BSGI disepakati Rusia dan Ukraina pada 22 Juli 2022 di Istanbul, Turki. PBB dan Turki menjadi pihak yang mengawasi proses penandatanganan kesepakatan tersebut.

Lewat BSGI, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari tahun lalu.

Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari 2022 lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus. Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena jalur pengiriman dan pelabuhan-pelabuhan mereka berada di bawah kontrol Rusia. Sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement