Selasa 21 Mar 2023 00:15 WIB

Buat Kontroversi Lagi, Menkeu Israel Anggap Eksistensi Palestina Cuma Rekaan

Perkataan Smotrich bukti ideologi rasis melandasi kebijakan pemerintahan Israel.

Orang -orang Palestina memeriksa bangunan yang rusak setelah serangan pasukan Israel di kamp pengungsi Tepi Barat Jenin, Selasa, 7 Maret 2023. Serangan itu menyebabkan sedikitnya enam warga Palestina tewas. Pejabat Israel mengatakan target serangan itu adalah seorang militan yang menewaskan dua saudara laki -laki Israel dalam penembakan Tepi Barat pekan lalu. Pria itu termasuk di antara mereka yang terbunuh pada hari Selasa.
Foto: Foto AP /Majdi Mohammed
Orang -orang Palestina memeriksa bangunan yang rusak setelah serangan pasukan Israel di kamp pengungsi Tepi Barat Jenin, Selasa, 7 Maret 2023. Serangan itu menyebabkan sedikitnya enam warga Palestina tewas. Pejabat Israel mengatakan target serangan itu adalah seorang militan yang menewaskan dua saudara laki -laki Israel dalam penembakan Tepi Barat pekan lalu. Pria itu termasuk di antara mereka yang terbunuh pada hari Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memicu kontroversi. Di tengah upaya meredakan ketegangan melalui pembicaraan Israel-Palestina di Mesir, Ahad (19/3/2023), Menkeu Bezalel Smotrich melontarkan pernyataan kontroversial. 

Ia menyampaikan pidato di Paris, Prancis pada Ahad tengah malam bahwa eksistensi orang Palestina adalah artifisial. ‘’Tak ada hal seperti keberadaan bangsa Palestina. Tak ada sejarah orang Palestina. Tak ada bahasa Palestina,’’ katanya. 

Smotrich melanjutkan pernyataannya,’’Keberadaan orang-orang Palestina merupakan rekaan, khayalan yang berusia sekitar 100 tahun.’’ Ia menyampaikan itu saat acara mengenang Jacques Kupfer, aktivis Likud, partai sayap kanan Israel yang meninggal pada 2021.

Sebuah video yang beredar luas secara daring memperlihatkan mereka yang hadir di acara itu merespons perkataan Smotrich dengan sanjungan dan tepuk tangan. 

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh merespons pernyataan ini. Ia menilai, ''Perkataan Smotrich bukti ideologi ekstremis dan rasis melandasi kebijakan pemerintahan Israel saat ini.''

Smotrich merupakan pemimpin pemukim ilegal di Tepi Barat yang kerap menyampaikan kalimat ofensif terhadap Palestina. 

Bulan lalu, ia menyerukan agar kota warga Palestina, Hawara di Tepi Barat dihapuskan setelah pemukim Yahudi radikal menyerbu Hawara merespons penembakan yang menewaskan dua warga Isreal. Ia lalu meminta maaf setelah mendapatkan reaksi keras internasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement