REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengatakan pada Senin (27/3/2023) bahwa mereka akan bereaksi 'keras' terhadap setiap 'tindakan tidak bersahabat' terhadap Moskow. "Tidak perlu diragukan lagi, kami akan bereaksi keras terhadap setiap tindakan tidak bersahabat, dengan menggunakan segala cara yang ada," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah pertemuan di Moskow.
Ia menuduh negara-negara Barat berniat menimbulkan ketidakpuasan di antara penduduk Rusia. "Mereka (Barat) menemukan pelaksana yang sangat cakap dari keinginan mereka dalam bentuk rezim Nazi saat ini di Ukraina, yang akarnya telah tertanam sejak lama," kata Lavrov.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa Rusia berperang di Ukraina bukan hanya untuk keamanan, untuk orang Rusia dan orang-orang berbahasa Rusia yang tinggal di wilayah baru tetapi juga untuk menjunjung tinggi kenegaraan Rusia.
Lavrov menyatakan bahwa Rusia akan memutuskan prospek untuk mengadakan pembicaraan dengan negara-negara Barat 'kapan dan jika mereka sadar.'
"Terlepas dari kampanye kotor untuk menghapus segala sesuatu yang berhubungan dengan Rusia, kami masih memiliki banyak teman di semua negara di dunia, termasuk di Barat. Kami tahu bahwa mereka bersimpati dengan negara multinasional kami, mencintai budaya Rusia, dan berbagi moral tradisional dan kekeluargaan nilai-nilai yang kami promosikan," katanya.
Ia berargumen bahwa Cina dan India, serta banyak negara lain di Eurasia, kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, tidak bermaksud membantu Barat mempertahankan hegemoninya di dunia.
"Sangat wajar jika sekitar tiga perempat negara di dunia tidak bergabung dengan sanksi anti-Rusia. Semuanya mengambil posisi seimbang dalam situasi di Ukraina dan sekitarnya," katanya.
"Dan mereka tidak ingin melepaskan kepentingan nasional mereka yang sah untuk membantu Anglo-Saxon dan pembantu mereka mempertahankan hegemoni mereka atau, lebih tepatnya, mencoba mempertahankan hegemoni mereka di panggung dunia," lanjut Lavrov.