REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Amerika Serikat (AS) disebut akan segera mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington. Hal itu diumumkan tak lama setelah Netanyahu menunda proses legislasi perombakan sistem yudisial di Israel.
“Saya yakin dia (Netanyahu) segera datang. Saya berasumsi setelah Paskah, (tapi) jelas belum ada tanggal yang ditetapkan. Tak diragukan dia akan datang dan bertemu (Presiden AS Joe) Biden,” kata Dubes AS untuk Israel Tom Nides kepada Israel’s Army Radio, Selasa (28/3/2023).
Menurut Nides, di Washington Netanyahu dan Biden bakal melakukan pertemuan pribadi. Netanyahu ke Gedung Putih setelah jadwal mereka dapat dikoordinasikan. Ia menegaskan, AS menyambut keputusan Netanyahu menunda proses legislasi reformasi sistem yudisial.
“Kami menyambut baik langkah itu. Seperti yang berkali-kali dikatakan Biden, kami ingin melihat kompromi dan dialog. Saya memuji perdana menteri karena mengumumkan (penundaan) itu,” ucapnya.
Sejak kembali menjabat perdana menteri pada akhir Desember 2022, Netanyahu belum menerima undangan untuk berkunjung ke Washington atau bertemu Biden. Menurut laporan, ini membuat Netanyahu gusar.
Terkait undangan dari Gedung Putih, sebuah laporan yang beredar baru-baru ini menyebut, Netanyahu melarang anggota partainya, yakni Partai Likud, bertemu pejabat pemerintahan AS selama perjalanan ke luar negeri.
Dalam pergolakan yang tengah berlangsung di Israel, pada Senin (27/3/2023) malam, Netanyahu akhirnya mengumumkan jeda dalam upaya legislasi yang dimaksudkan merombak sistem peradilan di negaranya.