REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Serikat pekerja Ceko pada hari Rabu (29/3/2023) bergabung dengan partai oposisi untuk ikut memprotes tawaran yang diusulkan pemerintahnya menaikkan batas usia pensiun empat tahun, menjadi 68 tahun. Sekitar 2.000 pengunjuk rasa berkumpul Rabu di depan kantor pemerintah di ibu kota Praha untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap rencana tersebut.
“Kami jelas tidak setuju,” bunyi surat yang disahkan pada pertemuan itu. “Kami akan membela diri,” kata Roman Durco, ketua kelompok serikat buruh KOVO yang mengorganisir rapat umum pekerja tersebut kepada massa yang marah.
Menteri Perburuhan dan Urusan Sosial Ceko, Marian Jurecka baru-baru ini telah menolak proposal reformasi pensiun yang asli, tetapi kementeriannya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kenaikan usia pensiun tetap menjadi usulan. Pemerintah Ceko memang belum menyelesaikan rencana reformasi pensiun, yang menurut Jurecka, justru sangat diperlukan untuk membuat sistem kerja lebih layak.
Para pemimpin dari partai oposisi baik yang ada, atau tanpa kursi di parlemen ikut serta dalam demonstrasi tersebut, termasuk Andrej Babis, miliarder populis dari partai ANO (YES) sentris, Partai Demokrasi Langsung anti-migran dan partai Komunis sayap kiri.
Babis, yang juga mantan perdana menteri Ceko, meminta serikat pekerja untuk melakukan protes besar-besaran, dan akan menjanjikan dukungannya.
Aksi penolakan aturan usia pensiun di Ceko ini, hampir sama seperti yang terjadi di Prancis. Sebuah rencana yang baru-baru ini disetujui di Prancis menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64, telah menyebabkan protes nasional besar-besaran, dan hingga beberapa hari ke depan,protes itu masih tetap akan berlangsung.