REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pembunuhan blogger perang Ukraina yang pro-Rusia Vladlen Tatarsky sebagai 'aksi teroris'. Ia mengutip Komite Anti-Terorisme Rusia yang mengatakan terdapat bukti pengeboman di St Petersburg berkaitan dengan Ukraina.
Pada Senin (3/4/2023) kantor berita Rusia, Tass melaporkan seorang perempuan Darya Trepova yang merupakan warga negara Rusia ditahan atas pengeboman tersebut. Sebelumnya ia pernah ditahan karena memprotes perang di Ukraina.
Peskov mengatakan keamanan perayaan Hari Kemenangan Rusia pada bulan Mei mendatang akan diperketat.
Ukraina tidak memberikan komentar mengenai tuduhan Peskov bahwa Kiev merupakan dalang ledakan tersebut. Tapi pada Ahad (2/4/2023) lalu penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan tinggal tunggu waktunya "seperti bisul yang pecah" Rusia akan termakan dengan apa yang ia sebut aksi terorisme domestik.
Sementara itu Duta Besar Rusia untuk Belarusia mengatakan Moskow akan memindahkan senjata nuklirnya dekat dengan perbatasan barat dekat Belarusia. Langkah itu akan menempatkan mereka di ambang batas Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"(Senjata-senjata itu) akan meningkatkan kemungkinan untuk memastikan keamanan," kata Duta Besar Rusia di Minsk Boris Gryzlov di stasiun televisi Belarusia.
"Ini akan dilakukan meski kebisingan di Eropa dan Amerika Serikat," katanya.
Dalam memperingatkan Barat untuk tidak mempersenjatai Ukraina, pemerintah Rusia memainkan resiko penggunaan senjata nuklir dalam perang. Bulan lalu Moskow mengatakan akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.