Senin 10 Apr 2023 13:27 WIB

Rusia Intensifkan Serangan ke Bakhmut dan Avdiivka

Pertempuran paling sengit terjadi di sebelah barat Bakhmut

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Rusia menggelar rentetan serangan ke garis depan pertempuran di Ukraina yang terfokus di dua kota wilayah Donetsk, Bakhmut dan Avdiivka.
Foto: AP Photo/Libkos
Pasukan Rusia menggelar rentetan serangan ke garis depan pertempuran di Ukraina yang terfokus di dua kota wilayah Donetsk, Bakhmut dan Avdiivka.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pasukan Rusia menggelar rentetan serangan ke garis depan pertempuran di Ukraina yang terfokus di dua kota wilayah Donetsk, Bakhmut dan Avdiivka. Militer Ukraina mengatakan dalam 24 jam terakhir pasukannya membalas lebih dari 40 serangan Rusia.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pertempuran paling sengit terjadi di sebelah barat Bakhmut. Pasukan Rusia sudah mengepung kota itu selama berbulan-bulan dalam pertempuran paling lama dalam perang yang sudah berlangsung satu tahun lebih.

Staf Umum mengatakan pasukan Rusia gagal meraih kemajuan di barat Bakhmut yang kini sudah hancur tapi dihuni 70 ribu orang sebelum perang. Setidaknya 10 kota dan desa menjadi target tembakan Rusia. Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia juga tidak membuat kemajuan di Avdiivka.

"Di pusat Zaporizhzhia dan selatan wilayah Kherson, pasukan musuh terus membangun benteng, beberapa kota dikepung," kata militer Ukraina dalam laporannya, Ahad (9/4/2023).

Sebelumnya dilaporkan  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan udara Rusia yang bertepatan dengan Minggu Palma Kristen Ortodoks. Termasuk serangan yang menewaskan seorang ayah dan putrinya di rumah mereka di Kota Zaporizhzhia.

"Ini bagaimana negara teroris menandai Minggu Palma, ini bagaimana Rusia menempatkan dirinya sendiri bahkan semakin terisolasi dari dunia," kata Zelenskyy dalam pidato malamnya, Ahad (9/4/2023).

Presiden memuji beberapa unit yang mempertahankan posisi di timur Ukraina. Ia berharap Minggu Palma tahun depan "akan digelar dengan ketenangan dan kebebasan bagi semua rakyat kami."

Mayoritas 41 juta populasi Ukraina merupakan Kristen Ortodoks yang merayakan Paskah sejak pekan ini. Paus Fransiskus yang kritis terhadap perang Ukraina mendoakan perdamaian selama kegiatan Paskah di Vatikan.

"Bantu rakyat Ukraina tercinta dalam perjalanan mereka menuju perdamaian, dan terangi cahaya Paskah pada rakyat Rusia," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement