Kamis 13 Apr 2023 17:19 WIB

Hamas Kutuk Israel Larang Warga Kristen Gaza Kunjungi Gereja di Yerusalem

Hamas menilai larangan tersebut merupakan bagian dari kebijakan diskriminasi rasial

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pendeta Kristen Ortodoks merayakan Minggu Palma di Gereja Makam Suci, tempat di mana orang Kristen percaya Yesus Kristus disalibkan, dikuburkan dan dibangkitkan, di Yerusalem, Minggu, 17 April 2022
Foto: AP/Oded Balilty
Pendeta Kristen Ortodoks merayakan Minggu Palma di Gereja Makam Suci, tempat di mana orang Kristen percaya Yesus Kristus disalibkan, dikuburkan dan dibangkitkan, di Yerusalem, Minggu, 17 April 2022

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok Hamas mengutuk keputusan Israel melarang warga Kristen di Jalur Gaza untuk mengunjungi gereja-gereja di Yerusalem dalam rangka merayakan liburan Paskah. Hamas menyebut, tindakan Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional.

“Hamas mengutuk dengan sekeras mungkin keputusan pendudukan Israel melarang Kristen Palestina di Gaza mengakses tempat-tempat suci Kristen di Yerusalem yang diduduki untuk merayakan liburan Paskah,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Rabu (12/4/2023), dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

Hamas menilai, larangan tersebut merupakan bagian dari kebijakan diskriminasi rasial pendudukan Israel. “Larangan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional, termasuk penolakan kebebasan bergerak dan beribadah,” kata Hamas.

"Mengingat langkah fasis seperti itu, yang telah menjadi praktik reguler Israel, Hamas mendesak masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab hukum dan moral mereka untuk memastikan warga Palestina dapat dengan bebas mengakses tempat suci mereka,” kata Hamas menambahkan.

Sebelumnya Otoritas Palestina juga telah mengecam keputusan Israel membatasi jumlah warga Kristen yang ingin menghadiri upacara Api Kudus tahunan di Gereja Makam Kudus di Kota Tua Yerusalem pada Sabtu (15/4/2023) mendatang. Upacara itu menjadi bagian dari perayaan Paskah untuk gereja-gereja Ortodoks.

“Kami sangat mendukung tuntutan gereja-gereja Yerusalem untuk mengizinkan akses bebas dan tanpa masalah bagi para peziarah Kristen untuk menghadiri upacara Api Kudus (pada) Sabtu,” kata Kantor Kepresidenan Palestina dalam sebuah pernyataan pada Rabu lalu, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Komite Kepresidenan Tinggi untuk Tindak Lanjut Urusan Gereja di Palestina telah meminta umat Kristen di Palestina agar tetap menghadiri upacara Api Kudus yang bakal digelar di Gereja Makam Kudus pada Sabtu mendatang. Mereka mengutuk pembatasan yang hendak diberlakukan pasukan Israel dalam acara tersebut.

“Mereka menyatakan dukungannya untuk posisi Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem dan Patriark Theophilos III, serta perwakilan dari Komite Status Quo gereja-gereja karena menolak keputusan polisi Israel untuk menempatkan penghalang di seluruh Kota Tua Yerusalem guna mencegah para peziarah Kristen menghadiri upacara Api Kudus di Gereja Makam Kudus,” kata WAFA dalam laporannya.

Polisi Israel telah mengumumkan akan membatasi jumlah jemaat yang hendak menghadiri upacara Api Kudus di Gereja Makam Kudus, gereja tempat Yesus Kristus disalib. Polisi Israel berdalih bahwa pembatasan itu bertujuan untuk memastikan keamanan ribuan pemeluk Islam, Kristen, dan Yudaisme yang mengadakan perayaan masing-masing dalam satu waktu.

Tahun-tahun sebelumnya, setidaknya 10 ribu jemaat Kristen bisa menghadiri upacara di Gereja Makam Kudus. Di bawah rencana pengamanan polisi Israel terbaru, hanya 1.800 jemaat diizinkan datang ke gereja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement