Senin 17 Apr 2023 11:21 WIB

Mesir Konfirmasi Tentaranya Ditangkap RSF Sudan

Tentara Mesir yang ada di Sudan sedang melakukan pelatihan bersama

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Mesir telah mengkonfirmasi pada Sabtu  (15/4/2023) malam, bahwa sekelompok tentaranya telah ditangkap di Sudan.
Foto: AP Photo/Maura Ajak
Mesir telah mengkonfirmasi pada Sabtu (15/4/2023) malam, bahwa sekelompok tentaranya telah ditangkap di Sudan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir telah mengkonfirmasi pada Sabtu  (15/4/2023) malam, bahwa sekelompok tentaranya telah ditangkap di Sudan. Paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengatakan akan bekerja sama untuk mengembalikan mereka.

Angkatan Bersenjata Mesir mengeluarkan pernyataan, pihaknya sedang bekerja untuk membawa pasukannya kembali. Mereka mengklaim pasukan yang ada di sana sedang melakukan pelatihan bersama dengan rekan-rekan militer Sudan.

Baca Juga

RSF merilis sebuah video pada Sabtu sore. Dalam tayangan itu memperlihatkan pasukan Mesir yang dikatakan telah menyerahkan diri di Merowe, yang terletak di antara ibu kota Sudan Khartoum dan perbatasan dengan Mesir.

Dalam video tersebut dikutip Aljazirah, sekelompok pria yang mengenakan seragam tentara Mesir terlihat duduk di tanah dan berbicara dengan anggota RSF. Klip lain menunjukkan, anggota RSF berdiri di samping pesawat militer yang membawa tanda Angkatan Udara Mesir, merayakan penyitaan pesawat di Merowe.

Kairo dan Khartoum semakin memperdalam hubungan militer. Pasukan mereka menandatangani perjanjian kerja sama militer pada Maret 2021 yang mencakup pelatihan dan keamanan perbatasan.

Militer Mesir dan Sudan telah melakukan beberapa latihan bersama sebelumnya. Salah satunya latihan Angkatan Laut yang diumumkan awal bulan ini di Port Sudan di Laut Merah di tengah meningkatnya ketegangan dengan Ethiopia.

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi yang sangat mendukung tentara Sudan dan partai politik pro-tentara telah mencoba memperbaiki hubungan dengan Sudan. Tindakan ini setelah mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir kehilangan kekuasaan dalam pemberontakan massal pada 2019.

Sosok yang mengambil alih kekuasaan Mesir pada 2013 setelah kudeta militer itu melakukan panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Sabtu. Dia mengungkapkan keprihatinan tentang peristiwa di Sudan dan menyerukan dialog.

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengatakan, telah melakukan kontak dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell. Perbincangan ini untuk mengoordinasikan dan membahas upaya menghentikan kekerasan.

Sedangkan sesi darurat Liga Arab diadakan untuk membahas Sudan pada Ahad (16/4/2023), setelah Mesir dan Arab Saudi memintanya. Organisasi beranggotakan 22 negara ini awalnya didirikan di Kairo pada  1945 dan saat ini termasuk Sudan di antara para anggotanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement