REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Liga Arab pada Ahad (16/4/2023) menyerukan gencatan senjata di Sudan. Liga Arab mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan dan permusuhan di negara tersebut.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah menggelar pertemuan darurat, Liga Arab juga menekankan perlunya kembali ke perundingan damai untuk membangun fase baru yang memenuhi ambisi persaudaraan rakyat Sudan dan berkontribusi pada perdamaian. Termasuk memperkuat keamanan dan stabilitas politik dan ekonomi di Sudan.
Pertemuan darurat ini diminta oleh Mesir dan Arab Saudi sebagai tanggapan atas bentrokan yang meletus pada Sabtu (15/4/2023) antara militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Militer dan RSF telah bersaing memperebutkan kekuasaan ketika faksi politik merundingkan pembentukan pemerintahan transisi setelah kudeta militer pada 2021. Ketegangan juga meningkat karena integrasi RSF ke dalam militer.
Liga Arab akan terus menindaklanjuti situasi dan melakukan komunikasi yang diperlukan. Selama pidato yang disiarkan televisi, perwakilan Sudan untuk Liga Arab, Alsadik Omar Abdullah, meminta dukungan Arab untuk membantu menenangkan situasi. Dia menekankan bahwa, campur tangan eksternal dalam urusan lokal harus dihindari.
“Pemerintah Sudan telah menyatakan RSF sebagai pasukan pemberontak yang harus diperlakukan seperti itu,” kata Omar Abdullah, dilaporkan Al Arabiya, Ahad (16/4/2023).
Omar Abdullah menambahkan, upaya untuk memediasi integrasi RSF ke dalam Angkatan Darat telah gagal. Pada Sabtu, RSF membagikan video yang mengklaim bahwa pasukan Mesir telah menyerah kepada mereka di Merowe. Mesir mengatakan pasukan berada di Sudan untuk latihan dengan rekan-rekan militer Sudan.
Perwakilan Mesir menyerukan gencatan senjata di Sudan. Mesir menggarisbawahi hubungan strategis dan geografis antara kedua negara.
Wakil Perwakilan Tetap Mesir, Obaida el-Dandarawy, mengatakan, terlepas dari perbedaan sudut pandang yang mungkin muncul di berbagai tahap, tidak ada keraguan bahwa kepentingan Mesir terkait dengan kepentingan Sudan, begitu pula sebaliknya. Dia juga meminta perlindungan kepentingan Mesir di Sudan. Dia menyerukan pihak yang bertikai untuk menemukan titik temu dan menyelesaikan perbedaan.
“Mesir memastikan komitmennya untuk mendukung dan (memastikan) stabilitas di Sudan dan kesatuan tanahnya dan memastikan pentingnya untuk mencegah campur tangan kekuatan luar dalam urusan Sudan,” kata el-Dandarawy.