REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand mengatakan negaranya mengakhiri operasi evakuasi dari pangkalan udara Wadi Seidna, Khartoum, Sudan. Anand mengatakan keputusan ini diambil berdasarkan kondisi berbahaya di lapangan.
"Karena kondisi berbahaya dan sejalan dengan keputusan yang diambil sekutu-sekutu kami, tidak ada penerbangan Kanada berikutnya yang direncanakan dari pangkalan udara Wadi Seidna," kata Anand dalam konferensi pers, Ahad (30/4/2023).
Militer Sudan yang bertikai saling menyalahkan pihak lawan melanggar gencatan senjata yang berakhir pada tengah malam. Pertempuran mematikan di negara itu memasuki pekan ketiga meski terdapat peringatan konflik mengarah ke perang saudara.
Anand mengatakan masih sekitar 230 warga negara Kanada yang membutuhkan bantuan dan informasi melalui departemen diplomatik dan konsulat, Global Affairs Canada. Ottawa mulai menggelar operasi evakuasi dari Sudan pada Kamis (27/4/2023).
Kanada telah melakukan enam penerbangan termasuk dua penerbangan pada Sabtu (29/4/2023). Anand mengatakan pesawat-pesawat Kanada telah membawa hampir 550 orang termasuk sekitar 400 warga negara dan pemukim tetap Kanada.
Anand mengatakan pemerintah Kanada bekerja sama dengan sekutu untuk mencari jalan alternatif dalam melakukan proses evakuasi. Inggris menambah penerbangan tambahan evakuasi dari Port Sudan. Pemerintah Inggris mengatakan penerbangan itu akan berangkat pada Senin (1/4/2023).