Ahad 14 May 2023 10:06 WIB

Kritik Oposisi, Erdogan Tegaskan Pentingnya Kemitraan dengan Rusia

Negara Barat geram dengan kedekatan Turki dan Rusia selama pemerintahan Erdogan

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik pernyataan oposisinya dalam pemilihan presiden, Kemal Kilicdaroglu, mengenai Rusia. Erdogan menegaskan Moskow merupakan mitra penting bagi Turki.
Foto: EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik pernyataan oposisinya dalam pemilihan presiden, Kemal Kilicdaroglu, mengenai Rusia. Erdogan menegaskan Moskow merupakan mitra penting bagi Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik pernyataan oposisinya dalam pemilihan presiden, Kemal Kilicdaroglu, mengenai Rusia. Erdogan menegaskan Moskow merupakan mitra penting bagi Turki.

"Rusia telah menjadi salah satu sekutu terpenting mengenai produk-produk pertanian," kata Erdogan dalam kampanye terakhirnya di Distrik Umraniye, Istanbul, Sabtu (13/5/2023).

Baca Juga

Jajak pendapat satu hari sebelum pemungutan suara menunjukkan Erdogan di peringkat kedua kandidat utama oposisi Kemal Kilicdaroglu. Namun, bila tidak ada yang memenangkan lebih dari 50 persen suara dan kemenangan mutlak, pemungutan suara putaran kedua akan digelar pada 28 Mei.

Pemilih juga akan memilih parlemen baru dalam persaingan ketat antara koalisi Aliansi Rakyat yang terdiri atas partai konservatif AK Party (AKP) yang dipimpin Erdogan dan partai nasionalis MHP melawan koalisi enam partai Aliansi Nasional, termasuk partai sekuler Partai Republik Rakyat (CHP) yang dipimpin Kilicdaroglu.

Pemungutan suara akan dibuka pada Ahad (14/5/2023) pukul 08.00 pagi waktu setempat dan ditutup pukul 17.00. Pada Ahad malam sudah akan ada indikasi apakah pemungutan suara putaran kedua akan digelar.

Negara-negara Barat geram dengan kedekatan Ankara dan Moskow selama pemerintahan Erdogan. Turki yang merupakan anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mendukung Ukraina sejak Rusia menggelar invasi skala penuh ke negara tetangganya tahun lalu, tapi tidak memberlakukan sanksi pada Moskow.

Pada Jumat (12/5/2023) Kilicdaroglu mengatakan, ia memiliki bukti konkret Rusia bertanggung jawab atas munculnya konten palsu deep fake di internet menjelang pemungutan suara. Ia tidak mengungkapkan buktinya.

Namun, dia menambahkan, bila memenangkan pemilihan presiden ia akan menjaga hubungan baik dengan Moskow. Kantor berita Rusia melaporkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah tuduhan Kilicdaroglu.

"Kami sangat kecewa dengan pernyataan oposisi ini," kata Peskov.

Ia mengatakan, Kilicdaroglu tidak dapat memberikan bukti mengenai tuduhan intervensi. "Sebab memang tidak ada," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement