REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kemal Kilicdaroglu membuntuti perolehan suara Recep Tayyip Erdogan dalam Pemilihan Umum Turki. Sosok pesaing pejawat Turki ini dikenal tenang, bahkan terkadang dalam taraf membuat rekan-rekannya sendiri gila.
Pria berusia 74 tahun merupakan mantan pegawai negeri yang bersuara lembut. Dia seperti antitesis dari presiden Turki yang gagah dan berkuasa.
Kilicdaroglu telah kalah dalam beberapa pemilihan sejak mengambil alih Republican People's Party (CHP) pada 2010, ketika pendahulunya dipaksa keluar karena perselingkuhan. Mungkin dia terlihat bukan kandidat kuat untuk enam partai oposisi yang bersatu untuk menantang Erdogan.
Namun, menurut BBC, Kilicdaroglu adalah politisi yang sangat berpengalaman. Dia terpilih pada 2002, tahun yang sama ketika Partai AK berkuasa di bawah pimpinan Erdogan.
Kilicdaroglu telah selamat dari serangkaian serangan kekerasan, mendapatkan reputasi sebagai salah satu politisi Turki yang paling menjadi sasaran. Dia terlihat mengenakan rompi antipeluru pada rapat umum terakhirnya menjelang pemungutan suara pada Ahad (14/5/2023).
Dalam 13 tahun sebagai pemimpin, Kilicdaroglu telah memperluas daya tarik partainya dan mencoba merangkul semua warna berbeda di Turki. Gestur khasnya untuk pemilu adalah gestur berbentuk hati dengan tangannya.
Kilicdaroglu mengunggah di media sosial serangkaian video dari dapurnya yang sederhana. Dia juga sering berbicara kepada para pemilih muda tentang isu-isu yang sangat sensitif seperti menjadi seorang Kurdi atau minoritas Alevi, seperti dirinya.
Sosok Kilicdaroglu mencoba menjangkau pemilih dengan mengatakan akan menyatukan semua lapisan masyarakat Turki yang berbeda. Sosok Kilicdaroglu membuat CHP memetakan asal-usulnya kembali ke pendiri sekuler modern Turki Kemal Ataturk.
Lahir pada Desember 1948, Kilicdaroglu adalah anak keempat dari tujuh bersaudara yang dibesarkan oleh seorang ibu rumah tangga dan pegawai negeri di timur Kota Tunceli. Dia berasal dari keluarga Alevi, salah satu minoritas agama di Turki yang sebagian besar Suni.
Kilicdaroglu adalah siswa berprestasi di banyak sekolah karena harus berpindah-pindah karena mengikuti pekerjaan ayahnya di Turki dan kemudian belajar ekonomi di Ankara University. Dia menghabiskan bertahun-tahun sebagai pegawai negeri di badan keuangan Turki dan memenangkan reputasi untuk memberantas korupsi sebagai direktur Lembaga Jaminan Sosial.
Setelah tujuh tahun di parlemen, dia terpilih untuk mencalonkan diri sebagai wali kota Istanbul. Meski kalah dalam pemilihan, dia mendapat pujian atas kampanyenya dan menjadi runner-up yang sangat kredibel untuk CHP dengan 37 persen suara.
Dalam setahun setelah kesuksesan itu, pemimpin CHP mengundurkan diri setelah rekaman video rahasia perselingkuhan muncul. Kilicdaroglu tiba-tiba menemukan dirinya sebagai kandidat utama untuk pekerjaan itu.
Awal Kilicdaroglu menolak mencalonkan diri sebagai pemimpin, tidak ingin memanfaatkan skandal. Namun, akhirnya dia menerima da memenangkan perlombaan sebagai ketua partai dengan telak.