Senin 15 May 2023 21:34 WIB

Pemimpin Azerbaijan dan Uzbekistan Ucapkan Selamat kepada Erdogan atas Hasil Pemilu Turki

Erdogan memperoleh lebih dari 49 persen suara menurut hasil awal tidak resmi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kanan, dan istrinya Emine memberi isyarat kepada para pendukungnya di markas partai, di Ankara, Turki, Senin dini hari, 15 Mei 2023. Erdogan yang telah memerintah negaranya dengan cengkeraman yang semakin kokoh selama 20 tahun, adalah terkunci dalam perlombaan pemilihan yang ketat pada hari Minggu, dengan kemungkinan menang atau kalah melawan penantang utamanya saat suara terakhir dihitung.
Foto: AP Photo/Ali Unal
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kanan, dan istrinya Emine memberi isyarat kepada para pendukungnya di markas partai, di Ankara, Turki, Senin dini hari, 15 Mei 2023. Erdogan yang telah memerintah negaranya dengan cengkeraman yang semakin kokoh selama 20 tahun, adalah terkunci dalam perlombaan pemilihan yang ketat pada hari Minggu, dengan kemungkinan menang atau kalah melawan penantang utamanya saat suara terakhir dihitung.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan atas keberhasilan perolehan suara saat pemungutan suara di Turki, Ahad (14/5/2023) lalu.

Kedua pemimpin tersebut melakukan panggilan telepon secara terpisah kepada Erdogan pada Senin (15/5/2023), menyatakan harapan bahwa hasil pemilu akan bermanfaat bagi bangsa Turki.

Baca Juga

Aliyev menyampaikan harapannya kepada Erdogan. "Bahwa Turki telah membuat kemajuan yang luar biasa di bawah kepemimpinan Erdogan," kata Kantor Kepresidenan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan.

"Sebagai perwujudan dari hal ini, rakyat Turki yang bersaudara juga telah menunjukkan kepercayaan kepada pemimpin mereka dalam pemilihan umum ini," tambah pernyataan tersebut.

Erdogan berterima kasih kepada Aliyev atas perhatian dan harapannya. Kedua pemimpin juga menggarisbawahi bahwa hubungan persahabatan dan persaudaraan antara kedua negara adalah abadi dan tidak dapat dipatahkan.

Erdogan memperoleh lebih dari 49 persen suara menurut hasil awal tidak resmi, jauh di depan saingan utamanya Kemal Kılıçdaroğlu, yang sejauh ini memperoleh sekitar 44 persen suara.

Turki, yang telah menikmati hubungan baik dengan negara-negara berbangsa Turki lain, akan meningkatkan hubungan lebih lanjut di bawah kepemimpinan Erdoğan. Negara ini baru-baru ini memegang jabatan sebagai ketua Organisasi Negara-Negara Turki (OTS).

Reaksi dari luar negeri mengalir deras pada hari Senin setelah hasil pemilu diumumkan. Kremlin mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia mengharapkan kerja sama dengan Turki untuk terus berlanjut, diperdalam, dan diperluas setelah pemilu.

"Tentu saja, kami mengamati berita-berita yang datang dari Turki akhir-akhir ini dengan penuh minat dan perhatian. Kami menghormati dan akan menghargai pilihan rakyat Turki. Namun, bagaimanapun juga, kami berharap kerja sama kami akan terus berlanjut, diperdalam, dan diperluas," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers.

Peskov mengatakan kerja sama antara Moskow dan Ankara saling menguntungkan dan memenuhi kepentingan rakyat kedua negara, dan menambahkan bahwa Turki dapat memastikan pemilihan yang transparan dan mencegah terjadinya tindakan ilegal.

Pada Sabtu malam, Peskov mengatakan kepada kantor berita pemerintah Rusia, TASS, bahwa Moskow dengan tegas menolak tuduhan campur tangan dalam pemilihan umum Turki, dan mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.

Pada hari Kamis, Kılıçdaroğlu menuduh Rusia berada di balik konten video yang diduga mendiskreditkan para kandidat presiden. Namun hal itu dibantah Peskov, pada hari Jumat, ia mengatakan tidak ada pertanyaan tentang campur tangan Rusia dalam pemilihan umum Turki, dan bahwa mereka yang menyebarkan rumor semacam itu adalah pembohong.

Pejabat Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Charles Michel juga mengucapkan selamat kepada para pemilih Turki atas jumlah pemilih yang besar dalam pemilu, dan memuji hal ini sebagai kemenangan bagi demokrasi.

"Ini adalah tanda yang sangat jelas bahwa rakyat Turki berkomitmen untuk menggunakan hak-hak demokratis mereka untuk pergi dan memberikan suara dan bahwa mereka menghargai lembaga-lembaga demokrasi," kata von der Leyen.

Negara-negara Uni Eropa ini mengumumkan bahwa mereka akan mengawasi pemilihan umum dengan cermat karena Turki adalah mitra utama blok ini. "Turki adalah mitra kunci bagi Uni Eropa dalam berbagai aspek, dan kami mengikuti siklus pemilu di negara ini dan pemungutan suara yang akan datang dengan sangat cermat," ujar juru bicara utama kebijakan luar negeri, Peter Stano, pada konferensi pers harian Komisi Eropa sebelum pemilu.

Para pejabat Turki sebelumnya menyatakan keprihatinan mereka mengenai prasangka dan sikap pro partai Kurdi (PKK) dari beberapa anggota parlemen Uni Eropa, yang dipilih untuk mengamati pemilu atas nama Dewan Eropa.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement