Selasa 16 May 2023 16:18 WIB

Rusia Lakukan Serangan Udara dengan Intensitas Luar Biasa ke Kiev

Intensitasnya luar biasa, jumlah maksimum serangan rudal dalam waktu singkat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Rudal hipersonik Rusia
Foto: republika
Rudal hipersonik Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia melepaskan serangan udara dengan intensitas luar biasa di Kiev pada Selasa (16/5/2023) pagi. Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 18 rudal yang ditembakkan semalam termasuk enam rudal hipersonik.

Kilatan terang menerangi langit malam di atas Kiev selama serangan udara kedelapan di ibu kota bulan ini. Otoritas kota tidak segera melaporkan adanya kerusakan besar. Otoritas setempat mengatakan, tiga orang terluka akibat puing-puing yang berjatuhan.  

Baca Juga

"Intensitasnya luar biasa, jumlah maksimum serangan rudal dalam waktu singkat," kata Kepala Administrasi Militer Kota Kiev, Serhiy Popko, dalam komentar yang diunggah di aplikasi pesan Telegram.

Setelah jeda selama sepekan, Rusia  melanjutkan taktik serangan rudal jarak jauhnya pada akhir April. Rusia telah meluncurkan serangkaian serangan dalam beberapa hari terakhir, dan menargetkan Kiev. Sementara Ukraina bersiap untuk melancarkan serangan balasan dan mencoba merebut kembali tanah yang diduduki oleh Rusia.  

Pada Selasa pagi, sirene serangan udara meraung di hampir seluruh Ukraina. Sirine serangan terdengar di Kiev dan wilayah sekitarnya selama lebih dari tiga jam.  Militer Ukraina mengatakan, 18 rudal, enam drone Iran Shahed dan tiga drone pengintai yang ditembakkan ke Ukraina oleh Rusia semalam berhasil ditembak jatuh.

Ukraina mengatakan, rudal yang ditembak jatuh termasuk enam rudal balistik Kinzhal yang ditembakkan dari pesawat, sembilan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari kapal di Laut Hitam dan tiga rudal berbasis darat Iskander.  

"Misi musuh adalah menyebarkan kepanikan dan menciptakan kekacauan. Namun, di zona operasional utara (termasuk Kiev), semuanya berada di bawah kendali penuh,” kata Komandan Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata, Jenderal Serhiy Naev.

Kinzhal, yang berarti belati dalam bahasa Rusia, adalah salah satu dari enam senjata generasi berikutnya yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 2018. Putin mengatakan,  senjata itu tidak dapat ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara mana pun di dunia.

“Pekerjaan pertahanan udara sangat sukses. Enam Kinzhal adalah indikator yang mengesankan,” kata juru bicara angkatan udara Yuriy Ihnat.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement