Kamis 18 May 2023 18:46 WIB

Israel Perketat Keamanan Jelang Perayaan Aneksasi Yerusalem oleh Yahudi Ortodoks

Hamas menyeru warga Yerusalem melawan parade bendera oleh Israel.

Warga Palestina menghadiri perayaan hari raya Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, (21/4/2023). Perayaan Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa berlangsung dengan aman. Ribuan warga Palestina tumpah ruah memenuhi area kompleks Masjid Al-Aqsa.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Warga Palestina menghadiri perayaan hari raya Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, (21/4/2023). Perayaan Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa berlangsung dengan aman. Ribuan warga Palestina tumpah ruah memenuhi area kompleks Masjid Al-Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM – Otoritas Israel meningkatkan keamanan di Yerusalem, terutama di bagian Muslim. Lebih dari 2.000 polisi dikerahkan. Ini dilakukan menjelang parade tahunan ‘hari bendera’ oleh Yahudi ortodoks dan pemukim ilegal. 

Para peserta parade berkumpul di dekat kompleks Al Aqsha pada Kamis (18/5/2023) pagi, untuk merayakan pengambilalan Yerusalam Timur dan wilayah sekitarnya pada 1967. Aneksasi Yerusalem Timur dan Kota Tua tak pernah diakui oleh komunitas internasional. 

Diperkirakan akan ada puluhan ribu orang ikut dalam parade. Pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan ini memicu kekerasan karena provokasi yang dilakukan peserta parade, termasuk dengan slogan,’’Kematian Bagi Arab.’’

Aljazirah melaporkan, polisi antihuru-hara bersiaga mengantisipasi kerusuhan. Pada Kamis pagi, di dekat kompleks Al Aqsha masih terlihat sepi. Sejak Kamis pagi pula, barisan terbentuk di pintu masuk Temple Mount, yang dianggap kuil kuno Yahudi yang pertama dan kedua. 

Sejumlah Yahudi ortodoks menari dalam lingkaran sambil meneriakan,’’bangun kembali kuil’’.Salah satu polisi juga ikut menari. Meski peserta diminta tak membawa bendara di dalam kompleks atau memicu kekerasan, ada saja yang mengabaikannya. 

Seorang laki-laki masuk ke dalam kerumunan massa mengenakan baju dengan gambar Masjid Al Aqsha sedang dihancurkan. Beberapa tahun sebelumnya, politisi sayap kanan yang kini Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir kerap ikut, belum diketahu apakah tahun ini juga ikut.  

Aktivis Israel yang menentang rasisme yang dikenal dengan Tag Meir,  juga ikut hadir, menggemgam bunga ‘untuk menyebarkan cinta pada hari ini.’’ Seorang nasional Yahudi kemudian berteriak ke aktivis Tag Meir,’’Kamu mendesakralisasi Tuhan dengan memberi Arab bunga.’’

Parade tahunan yang menandai pengambilalihan Yerusalem Timur pada perang 1967, menjelma menjadi unjuk kekuatan nasionalis Yahudi. Bagi warga Palestina ini merupakan provokasi. Mengabaikan hubungan mereka dengan kota tersebut. 

‘’Kami tidak menginginkan perang atau eskalasi. Namun, seharusnya mereka memberlakukan eskalasi kepada kami,’’ ujar Hussam Al-Simri pemasok ayam dari Gaza. Juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas, mengingatkan agar Israel tak bertindak provokatif. 

Sehari sebelumnya, Hamas menyeru kepada warga Palestina menentang parade itu. ‘’Kami meminta warga Yerusalem memobilisasi massa melawan parade bendera di Yerusalem,’’ kata seorang pejabar Hamas di Gaza, Mushir al-Masri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement