REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) menyerukan kepada Iran untuk menghentikan dukungannya kepada Rusia dalam konflik di Ukraina, demikian pernyataan yang diadopsi dalam KTT G7 di kota Hiroshima, Jepang.
"Kami menyatakan keprihatinan kami yang mendalam mengenai aktivitas destabilisasi Iran yang terus berlanjut, termasuk transfer rudal, kendaraan udara tak berawak (UAV) dan teknologi terkait kepada aktor-aktor negara dan non-negara serta kelompok-kelompok proksi, yang melanggar UNSCR (United Nations Security Council Resolution), termasuk 2231 dan 2216," demikian bunyi pernyataan tersebut.
"Iran harus berhenti mendukung perang agresi Rusia terhadap Ukraina. Secara khusus, kami menyerukan kepada Iran untuk berhenti mentransfer UAV bersenjata, yang telah digunakan untuk menyerang infrastruktur penting Ukraina," kata para pemimpin G7.
Moskow dan Teheran telah berulang kali membantah laporan-laporan mengenai suplai pesawat tak berawak Iran dan penggunaannya di Ukraina. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam laporan-laporan tersebut sebagai laporan palsu dan menekankan bahwa tentara Rusia menggunakan drone buatan dalam negeri.
Selain desakan ke Iran untuk menghentikan pasokan senjata ke Rusia, Negara-negara G7 juga menyatakan komitmen mereka untuk mencapai dunia tanpa senjata nuklir. Dalam sebuah pernyataan yang diadopsi dalam pertemuan puncak G7 di kota Hiroshima, Jepang.
"Kami menyatakan komitmen kami untuk mencapai dunia tanpa senjata nuklir dengan keamanan yang tidak berkurang untuk semua, dengan mengambil pendekatan yang realistis, pragmatis, dan bertanggung jawab," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Para pemimpin G7 juga menegaskan kembali pentingnya upaya pelucutan senjata dan non-proliferasi untuk menciptakan dunia yang lebih stabil dan lebih aman.
"Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) adalah landasan rezim non-proliferasi nuklir global dan fondasi untuk mengejar pelucutan senjata nuklir dan penggunaan energi nuklir secara damai," tambah dokumen tersebut.