REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengatakan, pada Selasa (23/5/2023), bahwa sekitar 43 ribu orang telah meninggal akibat konflik bersenjata sepanjang 2022. Dia memperingatkan bahwa perang menghancurkan kehidupan di seluruh dunia.
“Tahun lalu, 94 persen korban adalah mereka di daerah berpenduduk adalah warga sipil,” kata Guterres dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB tentang perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.
“Jumlah total yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik, kekerasan, pelanggaran HAM, dan penganiayaan mencapai 100 juta pengungsi," ujar pemimpin organisasi tersebut dikutip dari Anadolu Agency.
Guterres mengatakan, konflik mendorong kesiapan ketahanan pangan global. “Tahun lalu, lebih dari 117 juta orang menghadapi kelaparan akut, terutama karena perang dan ketidakamanan,” kata diplomat asal Portugal itu.
Menurut Guterres, kebenaran yang mengerikan adalah dunia gagal memenuhi komitmennya untuk melindungi warga sipil. Padahal komitmen tersebut telah diabadikan dalam hukum humaniter internasional.
Melihat kondisi yang terus memprihatinkan, Guterres menuntut agar mereka yang melakukan kejahatan perang untuk dimintai pertanggungjawaban.