REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Pihak berwenang Meksiko menemukan 175 migran, yang sebagian besar dari Guatemala, berdesakan di sebuah truk trailer di negara bagian selatan Chiapas, pada Jumat (26/5/2023). Ini adalah insiden penyelundupan manusia massal terbaru yang terdeteksi di negara tersebut.
Institut Migrasi Nasional (INM) mengatakan, agen imigrasi mendengar teriakan dan gedoran dari dalam kendaraan ketika dihentikan di sebuah pos pemeriksaan di Chiapas. Kendati pengemudi menolak membuka pintu belakang truk, wajah para migran dapat dilihat melalui ventilasi di kompartemen.
Foto yang dirilis oleh INM menunjukkan orang-orang berdiri berdekatan di dalam truk sebelum turun satu per satu dengan bantuan agen INM. Sebagian besar migran berasal dari Guatemala, sementara yang lainnya berasal dari Ekuador, El Salvador dan Honduras.
Sedangkan satu orang berasal dari Republik Dominika dan satu orang dari Pakistan. Sebanyak 28 anak di bawah umur tanpa pendamping dari Guatemala dan dua dari El Salvador berada dalam kelompok migran tersebut.
Migran yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di Amerika Latin sering membayar penyelundup untuk melewati Meksiko secara sembunyi-sembunyi dalam perjalanan mereka ke Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, satu kelompok migran yang terdiri lebih dari 300 orang ditemukan di sebuah truk trailer di negara bagian timur Veracruz.
Pejabat Keamanan Dalam Negeri AS, Blas Nunez-Neto mengatakan, pertemuan migran di perbatasan AS-Meksiko telah turun 70 persen sejak berakhirnya pembatasan perbatasan era Covid-19 yang dikenal sebagai Title 42 pada 11 Mei. Namun, jumlah migran tujuan AS yang melintasi hutan berbahaya antara Panama dan Kolombia telah melonjak tahun ini. Hal tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi AS saat berusaha mengekang migrasi yang melonjak.