REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer AS mengeluhkan sebuah jet tempur Cina yang terbang sangat dekat dengan pesawat pengintai AS di atas Laut Cina Selatan. Dekatnya jet tempur Cina ini memaksa pilot Amerika menghindar dalam keadaan turbulensi.
Pilot pesawat tempur J-16 Cina terbang tepat berhadapan dengan jet tempur AS RC-135, yang sedang melakukan operasi rutin di wilayah udara internasional pada Jumat (26/5/2023) lalu. Komando Indo-Pasifik AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, menyebut tindakan Cina itu sebagai manuver agresif yang tidak perlu.
Para pemimpin pertahanan AS telah mengeluhkan militer Cina telah menjadi jauh lebih agresif selama lima tahun terakhir, seperti mencegat pesawat dan kapal AS di wilayah tersebut. Ketegangan dengan Cina semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir ini, terkait dukungan militer Washington dan penjualan senjata pertahanan kepada Taiwan.
Agresivitas Cina ini, termasuk pernyataan kedaulatan Cina atas Laut Cina Selatan yang disengketakan, serta penerbangan balon yang dicurigai sebagai mata-mata di atas wilayah AS. Lebih lanjut sinyal ketegangan ini, Cina mengatakan kepala pertahanannya tidak akan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Penolakan kepala pertahanan Cina bertemu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, ketika keduanya menghadiri konferensi keamanan di Singapura akhir pekan ini. Austin dijadwalkan berpidato di Dialog Shangri-La pada Sabtu (27/5/2023), sementara Menteri Pertahanan Cina Jenderal Li Shangfu akan berbicara pada pertemuan tersebut pada Ahad (28/5/2023).
Sekretaris Pers Pentagon, Brigjen Pat Ryder mengatakan, Cina telah memberitahu AS bahwa mereka menolak undangan Austin untuk bertemu, ketika mereka sedang berada di konferensi tersebut. Dia mengatakan bahwa keengganan Beijing untuk terlibat dalam diskusi militer ke militer itu, tidak akan mengurangi komitmen Departemen Pertahanan untuk mencari jalur komunikasi yang terbuka dengan militer Cina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning pada Selasa (30/5/2023) menyalahkan AS, dengan mengatakan Washington seharusnya sungguh-sungguh menghormati kedaulatan, kepentingan dan kekhawatiran keamanan Cina.
"..segera memperbaiki kesalahan, menunjukkan ketulusan, dan menciptakan atmosfer dan kondisi yang diperlukan untuk dialog dan komunikasi antara kedua militer," kata Mao.
Dalam kunjungan ke Indo-Pasifik musim panas lalu, pemimpin dari Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley mengatakan jumlah pencegatan oleh pesawat terbang dan kapal Cina di kawasan Pasifik dengan pasukan AS dan pasukan mitra lainnya, telah meningkat secara signifikan selama periode itu. Jumlah interaksi yang tidak aman itu, juga meningkat dengan proporsi yang sama.
Cina sering kali menantang pesawat terbang militer dari AS dan sekutunya, terutama di atas Laut Cina Selatan yang sangat vital dan strategis. Perilaku seperti itu menyebabkan tabrakan di udara pada tahun 2001 di mana sebuah pesawat Cina hilang dan pilotnya tewas.
Hal itulah yang menyebabkan, Beijing sangat membenci kehadiran aset militer AS di wilayah tersebut, dan secara teratur menuntut agar kapal dan pesawat Amerika meninggalkan lawasan tersebut.
Dalam pernyataan pada Selasa, Komando Indo-Pasifik AS mengatakan Amerika akan terus "terbang, berlayar, dan beroperasi - dengan aman dan bertanggung jawab - di mana pun hukum internasional mengizinkannya," dan mengharapkan semua negara lain melakukan hal yang sama.