Kamis 01 Jun 2023 09:20 WIB

Kritik Kebijakan Israel, Fatima Ramai-Ramai Di-bully Politisi AS

Jewish Voice for Peace menyatakan Fatima menggambarkan warga Palestina secara tepat.

Anak-anak Palestina lari untuk mencari perlindungan selama bentrokan setelah demonstrasi menentang permukiman Israel di desa Kofr Qadom, dekat kota Nablus, Tepi Barat utara, 1 Januari 2021. Lima warga Palestina terluka oleh gas air mata dan peluru karet.
Foto:

Aktivis pembela hak Palestina sebaliknya, menyebut pidato Fatima tak berisi kebencian. Mereka menyatakan, perisakan pada Fatima menjadi pola lebih luas untuk mengadang kritik terhadap kebijakan-kebijakan Israel. 

Jewish Voice for Peace di New York, organisasi antipendudukan, menyanjung Fatima dan mengecam para pengkritiknya. Mereka menuding para perisak Fatima menggunakan Islamofobia untuk menjatuhkan dan mendiskreditkan perempuan muda ini. 

‘’Kami menolak karakterisasi yang salah yang menyebut pidatonya antisemit. Sebab, ia telah menggambarkan secara tepat kondisi kehidupan sehari-hari warga Palestina,’’ demikian pernyataan organisasi tersebut.

Adam Shapiro, direktur advokasi Israel-Palestine di Democracy for the Arab World Now (DAWN), kelompok pembela HAM berbasis di AS, menyatakan, organisasi dan politisi pro-Israel berharap serangan semacam itu membungkam aktivis solidaritas Palestina. 

‘’Namun, saya pikir aksi itu berdampak sebaliknya, justru semakin banyak orang berbicara,’’ katanya seperti dikutip Aljazirah, Rabu (31/5/2023). Para aktivis mengungkapkan, kampanye menentang Fatima episode terbaru mengadang pengacar pro-Palestina. 

Pembela hak warga Palestina di AS kerap mendapt tudingan melakukan antisemit. Para profesor yang kritis terhadap Israel kehilangan pekerjaan. Calon-calon yang bakal ditempatkan di bidang HAM dan politik di pemerintahan berguguran kalau pernah mengkritik Israel. 

Meski menuai risakan, Fatima juga mendulang dukungan. Direktur Eksekutif US Campaign for Palestinian Rights (USPCR), Ahmad Abuznaid, mendukung pidato Fatima dalam upaya menegakkan keadilan dan liberasi bagi semua orang dalam karier hukumnya. 

Council on American-Islamic Relations Chapter New York (CAIR-NY) mengecam apa yang mereka sebut membungkam suara yang menekankan adanya pelanggaran HAM oleh Israel. CAIR-NY menyampaikan solidaritas kepada Fatima. 

‘’Dia berani mengungkapkan penderitaan warga Palestina dan pelanggaran HAM yang mereka hadapi. Kami tegaskan dia memiliki kebebasan menyampaikan pandangan tanpa intervensi siapapun,’’ kata Direktur Eksekutif CAIR-NY, dalam pernyataannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement