Sabtu 03 Jun 2023 11:55 WIB

Menlu RI Tekanakan Multilateralisme dalam Pertemuan BRICS

Para menlu negara BRICS menggelar pertemuan di Afrika Selatan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengajak negara-negara anggota BRICS Untuk memperjuangkan hak pembangunan setiap negara dan memperkuat multilateralisme.
Foto: Dok Kemenlu RI
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengajak negara-negara anggota BRICS Untuk memperjuangkan hak pembangunan setiap negara dan memperkuat multilateralisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengajak negara-negara anggota BRICS atau kepanjangan dari Brasil, Rusia, India, Cina , Afrika Selatan untuk memperjuangkan hak pembangunan setiap negara dan memperkuat multilateralisme. Fokus ini mempertimbangkan kondisi dunia saat ini yang semakin terbelah ke dalam blok-blok yang saling berlawanan.

Menurut Retno, tatanan dunia yang berdasarkan peraturan kehilangan makna karena setiap negara mengejar kepentingan pribadi masing-masing. Kerja sama internasional gagal mengatasi tantangan-tantangan global dan kepercayaan terhadap efektivitas multilateralisme makin surut.

Baca Juga

“Jika tren ini terus berlanjut, negara berkembang yang akan paling dirugikan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki tatanan global yang tidak sehat ini. Dan BRICS berpotensi menjadi kekuatan yang positif untuk itu,” kata Retno kepada para anggota BRICS melalui tautan video.

Retno menyampaikan dua hal yang perlu didorong oleh BRICS. Dia menegaskan dalam memperjuangkan hak pembangunan setiap negara. “Kita semua ingin memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan menjadi negara maju. Tapi kita tidak dapat melakukannya jika hak atas pembangunan terus dilanggar,” ujarnya.

Sejarah mencatat negara berkembang banyak mengalami ketidakadilan ekonomi. Negara-negara Global South berhak untuk menjadi bagian dari rantai pasok global dan bebas dari diskriminasi perdagangan dan perangkap utang.

“Saya harap BRICS dapat ikut mendukung upaya ini dan tidak menjadi bagian dari ketidakadilan ekonomi,” kata Retno.

Kemudian, Retno menegaskan perlunya memperkuat multilateralisme. Multilateralisme pun harus infklusif dan sesuai dengan tujuan agar berjalan efektif.

“Reformasi tersebut harus mempertimbangkan suara dan kepentingan negara-negara berkembang. BRICS dapat menjadi katalis untuk reformasi ini,” kata Retno.

Retno menyerukan, multilateralisme hanya dapat berkembang jika

semua pihak menghormati hukum internasional secara konsisten tanpa standar ganda sebagai fondasi tatanan global. “Mari bekerja bersama untuk membangun masa depan dunia yang lebih cerah,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement