Jumat 09 Jun 2023 20:15 WIB

AS dan Iran Sangkal Laporan Kesepakatan Nuklir Sementara

Laporan menyebutkan, Iran hentikan program nuklir dengan imbalan keringanan sanksi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Friska Yolandha
Amerika Serikat dan Iran pada Kamis (8/6/2023) sama-sama membantah sebuah laporan bahwa kedua negara hampir mencapai kesepakatan sementara soal program nuklir Iran.
Foto:

Middle East Eye mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Iran dan Amerika Serikat telah "mencapai kesepakatan mengenai kesepakatan sementara" untuk dibawa ke atasan mereka.

Dikatakan dari laporan yang dibantah tersebut, menyebutkan Iran akan menghentikan pengayaan uranium hingga kemurnian 60 persen atau lebih. Kemudian Iran akan melanjutkan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, dengan imbalan mengekspor hingga 1 juta barel minyak per hari. Iran juga akan menerima akses ke aset pendanaan lain milik mereka yang dibekukan di luar negeri.

Harga minyak turun lebih dari 3 dolar AS per barel karena laporan Middle East Eye, sebelum memangkas kerugiannya setelah Gedung Putih menyangkalnya. Situs web ini mengatakan bahwa pembicaraan ini dipimpin oleh utusan khusus AS untuk Iran, Rob Malley, dan duta besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani.

Laporan ini seperti kebalikan dari penolakan Iran untuk berurusan secara langsung dengan para pejabat AS. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar mengenai pembicaraan semacam itu. Ia hanya mengatakan bahwa mereka memiliki cara untuk menyampaikan pesan kepada Iran, tapi tidak memerinci isinya atau bagaimana pesan itu disampaikan.

Dua pejabat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa telah ada kemajuan tetapi tidak ada kesepakatan yang akan segera tercapai. Yang ketiga mengatakan bahwa Malley dan Irvani telah bertemu setidaknya tiga kali dalam beberapa minggu terakhir, namun tidak memberikan perinciannya.

"Ada beberapa kemajuan dan kami telah bertukar proposal dan pesan dengan pihak Amerika," kata seorang pejabat senior Iran. 

Kesepakatan 2015, yang membatasi pengayaan uranium Iran sebesar 3,67 persen, telah ditinggalkan pada tahun 2018 oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump. AS kemudian memberlakukan kembali sanksi-sanksinya untuk mencekik ekspor minyak Iran.

Sejak saat itu, Iran telah mengumpulkan persediaan uranium yang diperkaya hingga 60 persen dan pengawas nuklir PBB telah menemukan jejak yang diperkaya hingga 83,7 persen, mendekati 90 persen yang dianggap sebagai kadar bom.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement