Ahad 11 Jun 2023 17:05 WIB

Zelenskyy Akui Militer Ukraina Lakukan Serangan Balasan

Zelenskyy tidak mengungkapkan perincian tentang operasi serangan balasan itu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Andri Saubani
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (8/6/2023) tiba di Kherson untuk melihat dampak jebolnya Bendungan Kakhovka.
Foto:

Komandan pasukan darat yang mengendalikan operasi serangan balasan Jenderal Oleksander Syrskyi memposting gambar ledakan di media sosial. Gambar itu disebutkan adalah sekelompok tentara Rusia yang dihancurkan di dekat Bakhmut.

Juru bicara militer Ukraina Serhiy Cherevatyi melaporkan keberhasilan baru di dekat Bakhmut. "Kami mencoba ... untuk melakukan serangan terhadap musuh, kami melakukan serangan balik. Kami berhasil maju hingga 1.400 meter di berbagai bagian depan," katanya.

Ukraina telah mengatakan selama berbulan-bulan pihaknya merencanakan serangan balasan besar. Namun pihaknya membantah operasi utama telah dimulai.

Dengan sedikit pelaporan independen dari garis depan, sulit untuk menilai keadaan pertempuran. Namun Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, Ukraina telah melakukan operasi signifikan di beberapa bagian timur dan selatan dalam 48 jam terakhir, dengan pertahanan Rusia ditembus di beberapa tempat.

“Di beberapa daerah, pasukan Ukraina kemungkinan membuat kemajuan yang baik dan menembus garis pertama pertahanan Rusia. Di tempat lain, kemajuan Ukraina lebih lambat,” kata Kementerian Pertahanan Inggris menyebut kinerja keberhasilan militer Rusia beragam.

Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, beberapa unit pasukan Moskow kemungkinan melakukan operasi pertahanan manuver yang kredibel. Sementara pasukan yang lain mundur dalam beberapa kekacauan.

Serangan balik Ukraina diperkirakan akan menggunakan ribuan pasukan yang telah dilatih dan diperlengkapi oleh Barat. Namun Rusia telah membangun benteng besar di wilayah pendudukan untuk persiapan, sementara Ukraina juga tidak memiliki armada udara.

Selatan dipandang sebagai prioritas strategis utama karena dorongan Ukraina membagi pasukan Rusia. Tindakan ini untuk merebut kembali pembangkit nuklir terbesar di Eropa dan memotong jembatan darat Rusia ke semenanjung Laut Hitam Krimea. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement