Senin 12 Jun 2023 13:59 WIB

Cina Pantau Latihan Angkatan Laut AS, Jepang, Prancis, dan Kanada

AS memulai latihan di Laut Filipina, dengan dua kelompok kapal induk.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
file foto Jet tempur gabungan Jepang dan AS terbang dalam formasi di atas Laut Jepang, Selasa, 7 Juni 2022.
Foto: AP/Joint Staff
file foto Jet tempur gabungan Jepang dan AS terbang dalam formasi di atas Laut Jepang, Selasa, 7 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengerahkan pesawat pengintai di perairan Pasifik timur Taiwan pekan lalu. Cina memantau dan mengumpulkan intelijen pada latihan yang melibatkan angkatan laut Amerika Serikat (AS), Jepang, Prancis, dan Kanada.

Surat kabar Global Times yang didukung Pemerintah Cina pada Ahad (11/6/2023) melaporkan, varian pesawat kargo Y-9 yang dilengkapi dengan peralatan pengumpulan-intelijen kemungkinan besar memantau dan mengumpulkan intelijen pada latihan tersebut. Dua kapal induk AS, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, telah beroperasi di sekitar Kepulauan Ryukyu yang penting secara geopolitik di Laut Filipina sejak Kamis (8/6/2023). 

Baca Juga

Kepulauan Ryukyu memisahkan Laut Cina Timur dari Laut Filipina, dan menandai Pasifik Barat antara Jepang dan Taiwan. Kepulauan tersebut diklaim Cina sebagai wilayahnya.

Pada Jumat (9/6/2023) AS memulai latihan di Laut Filipina, dengan dua kelompok kapal induk yang beroperasi bersama untuk pertama kalinya sejak Juni 2020. Kementerian pertahanan Jepang melaporkan penampakan satu varian pengintai Y-9 di Pasifik pada Kamis.

Pertemuan militer antara Cina dan Amerika Serikat serta sekutunya di Pasifik Barat telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Cina semakin agresif di Laut Cina Timur dan Selatan, serta di sekitar Taiwan. Beberapa hari sebelum latihan, penjaga pantai Filipina, Amerika Serikat dan Jepang mengadakan latihan trilateral pertama di lepas pantai provinsi Filipina barat. 

Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Filipina melakukan simulasi operasi kontra-terorisme di Laut Cina Selatan pada Selasa (6/6/2023). Manuver itu adalah bagian dari latihan trilateral perdana antara ketiga negara, yang dilakukan pada saat meningkatnya kegelisahan atas perilaku maritim Cina di wilayah tersebut.

"Semua latihan yang kami lakukan adalah saling membantu untuk mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan," kata  juru bicara penjaga pantai Filipina, John Ybanez.

Perahu-perahu kecil berisi orang-orang bersenjata dengan seragam kamuflase abu-abu dan balaclava melaju kencang menuju kapal Filipina, sebelum naik ke atas kapal dan memindai geladak dengan senapan kecil. Beberapa saat kemudian, awak kapal tersebut digiring dengan tangan di atas kepala. 

Latihan itu adalah pura-pura mencegat kapal yang membawa senjata pemusnah massal. Dalam latihan itu personel penjaga pantai Filipina menghadapi perlawanan bersenjata saat naik ke kapal dan ditugaskan untuk mengendalikan situasi. 

"Kami mendapatkan aset dan pelatihan kami dari kedua negara ini, jadi yang mereka inginkan adalah, mereka ingin melihat seberapa jauh kami telah berkembang," kata Ybanez.

Latihan di perairan lepas pantai provinsi Bataan melibatkan lebih dari 500 personel penjaga pantai. Latihan ini juga mencakup skenario pencarian dan penyelamatan, serta kontra-pembajakan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement