Rabu 14 Jun 2023 20:53 WIB

Belarusia Mulai Terima Pengiriman Senjata Nuklir Rusia

Belarusia mengklaim senjata nuklir Rusia tiga kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kekuatan Mematikan Nuklir Rusia
Foto: BBC/Washington Post
Kekuatan Mematikan Nuklir Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan, negaranya  mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia. Beberapa senjata itu disebut tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

"Kami memiliki rudal dan bom yang kami terima dari Rusia," kata Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Rusia Rossiya-1 yang diposting di saluran Telegram kantor berita Belarusia Belta.

Baca Juga

Pengerahan tersebut adalah langkah pertama Rusia di luar negaranya sejak jatuhnya Uni Soviet. "Bom itu tiga kali lebih kuat daripada yang (dijatuhkan) di Hiroshima dan Nagasaki," kata Lukashenko.

Lukashenko berbicara di sebuah jalan di hutan terbuka dengan kendaraan militer yang diparkir di dekatnya. Dia berada di semacam fasilitas penyimpanan militer terlihat di latar belakangnya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada pekan lalu, bahwa Rusia akan mulai mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia setelah fasilitas penyimpanan khusus untuk menampungnya disiapkan.  Lukashenko pun mengklaim, negaranya memiliki banyak fasilitas penyimpanan nuklir yang tersisa dari era Soviet dan telah memulihkan lima atau enam di antaranya.

Pemimpin Belarusia telah mengecilkan gagasan bahwa kendali Rusia atas senjata yang dikirimkan. Dia menyatakan dapat menggunakannya dengan cepat jika dia merasa langkah seperti itu diperlukan.

Lukashenko mengatakan, pengerahan nuklir akan bertindak sebagai pencegahan terhadap agresor potensial. Belarusia berbatasan dengan tiga negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara  (NATO), yaitu Lituania, Latvia, dan Polandia.

Pria berusia 68 tahun ini telah memerintah Belarusia sejak 1994, menjadikannya pemimpin terlama di Eropa. Dia mengatakan dia tidak hanya bertanya tentang senjata dari Putin, tetapi meminta senjata itu.

"Kami selalu menjadi target. Mereka (Barat) ingin mencabik-cabik kita sejak 2020. Sejauh ini belum ada yang berperang melawan negara nuklir, negara yang memiliki senjata nuklir," kata Lukashenko.

Lukashenko telah berulang kali menuduh Barat mencoba menggulingkannya setelah protes massa meletus pada 2020 setelah pemilihan presiden. Dia mengklaim pemilu yang kembali membawa kemenangan untuknya berjalan adil.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement