Kamis 15 Jun 2023 08:42 WIB

Ribuan Pelayat Hadiri Pemakaman Mantan PM Italia Silvio Berlusconi

Ribuan pelayat memenuhi jalan untuk melepas Berlusconi terakhir kalinya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi dimakamkan pada Rabu (14/6/2023). Ribuan pelayat memenuhi jalan untuk melepas Berlusconi terakhir kalinya.
Foto: AP
Mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi dimakamkan pada Rabu (14/6/2023). Ribuan pelayat memenuhi jalan untuk melepas Berlusconi terakhir kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi dimakamkan pada Rabu (14/6/2023). Ribuan pelayat memenuhi jalan untuk melepas Berlusconi terakhir kalinya.

Kerumunan massa mengibarkan bendera klub sepak bola AC Milan sambil meneriakkan "Silvio, Silvio" saat peti matinya dibawa ke dalam katedral di Milan. Peti mati Berlusconi dikawal oleh polisi Carabinieri yang berpakaian seremonial dengan helm berbulu.

Baca Juga

Politisi yang menjadi mitra Berlusconi selama tahun-tahun terakhirnya, Marta Fascina (33 tahun) terlihat menangis. Termasuk putri sulung Berlusconi, Marina, yang diperkirakan akan mewarisi kerajaan bisnis ayahnya.

Berlusconi akan dikremasi dan abunya disimpan di sebuah mausoleum yang dia bangun untuk dirinya dan keluarganya di pekarangan vilanya di luar Milan. Partai konservatif Forza Italia yang didirikan Berlusconi mendominasi politik Italia selama 30 tahun terakhir. Sementara kerajaan bisnisnya membentang dari real estat hingga penerbitan.

Berlusconi adalah sosok yang menginspirasi pengusaha lain berubah menjadi politisi seperti mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Karier Berlusconi diwarnai oleh skandal dan pengadilan hukum.

"Apa yang bisa kita katakan tentang Silvio Berlusconi? Dia adalah seorang pria dengan keinginan untuk hidup, keinginan untuk cinta, keinginan untuk kegembiraa," ujar Uskup Agung Milan, Mario Delpini.

Polisi mengatakan sekitar 15.000 orang mengikuti prosesi pemakaman di layar raksasa yang dipasang di luar katedral. Seorang anggota partai Forza Italia, Lucia Adiele mengatakan, dia merasa beruntung karena dapat menjadi bagian dari partai selama 18 tahun dan bekerja bersama Berlusconi.

"Saya cukup beruntung menjadi bagian dari Forza Italia selama 18 tahun dan bertemu dengannya. Setidaknya yang bisa saya lakukan adalah berada di sini dan mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya," ujar Adiele, yang melakukan perjalanan hampir 1.000 kilometer dari rumahnya di Altamura, selatan Italia.

"Hanya ada satu presiden, hanya ada satu presiden," teriak kerumunan massa ketika peti mati muncul dari katedral selepas kebaktian. Pesan dari kelima anak Berlusconi yang diterbitkan di surat kabar utama Italia pada Rabu berbunyi, "Ayah tersayang, Terima kasih atas hidupmu, Terima kasih atas cintamu, Ayah akan selalu hidup di dalam diri kami."

Pemakaman dihadiri oleh politisi top Italia, termasuk Presiden Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Giorgia Meloni. Partai Meloni, Brothers of Italy, Liga Matteo Salvini dan Forza Italia adalah partai-partai utama dalam koalisi penguasa sayap kanan.

Beberapa politisi oposisi, termasuk mantan perdana menteri Giuseppe Conte, tidak menghadiri pemakaman. Sementara mantan menteri kiri-tengah Rosy Bindi mengatakan, kebaktian yang digelar untuk Berlusconi tidak pantas.

Pemerintah Italia mengumumkan hari bergabung atas kematian Berlusconi. Hari berkabung bukanlah hari libur umum, melainkan penghormatan simbolis dengan mengibarkan bendera berkibar setengah tiang di gedung-gedung publik.  Parlemen Eropa dan Komisi Eropa juga memutuskan untuk memberikan penghormatan dengan cara ini.

Rektor Siena's University for Foreigners, Tomaso Montanari menolak untuk menghormati hari berkabung itu. Dia mengatakan, dengan mengibarkan bendera setengah tiang untuk Berlusconi, maka universitasnya akan kehilangan semua kredibilitas pendidikan dan moral.

Beberapa pemimpin internasional melakukan perjalanan ke Milan untuk pemakaman. Termasuk Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban.

"Perpisahan terakhir untuk Silvio Berlusconi. Dia adalah negarawan hebat dan teman sejati. Hidup kami lebih hampa tanpamu," ujar Orban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement