REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Puluhan bendera kebanggaan LGBTQ+ dirusak dan dirobek di Monumen Nasional Stonewall selama akhir pekan. Polisi mengatakan, ini adalah serangan vandalisme ketiga selama perayaan Pride Month bulan ini.
Kejadian serupa terjadi pada 9 Juni dan 15 Juni lalu. Tidak ada penangkapan yang dilakukan dan tidak diketahui apakah mereka terkait. Satuan Tugas Kejahatan Kebencian Departemen Kepolisian New York sedang menyelidiki insiden tersebut.
Pada Ahad (18/6/2023) petugas menerima panggilan sekitar jam 8 pagi dan menemukan sekitar 33 bendera Pride rusak dan dilempar ke tanah.
Sukarelawan Monumen Nasional Stonewall, Steven Menendez mengatakan kepada Fox 5 News di New York bahwa secara keseluruhan, 68 bendera dirusak. “Kami memiliki begitu banyak kebencian dan kemarahan saat ini. Kita benar-benar perlu membalikkan itu dan menggantinya dengan cinta kasih sayang dan penerimaan," ujarnya.
Monumen Nasional Stonewall, adalah monumen nasional AS pertama yang didedikasikan untuk sejarah LGBTQ+. Sejarah LGBTQ+ pertama kali didedikasikan di museum itu pada 2016.
Monumen ini mencakup taman di seberang jalan Stonewall Inn, sebuah bar tempat pelanggan melawan serangan polisi pada 28 Juni 1969, dan membantu memicu gerakan hak LGBTQ+ kontemporer. Pemberontakan Stonewall diperingati setiap tahun dengan pawai kebanggaan di kota-kota di seluruh AS dan dunia.