REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Palestina membalas serangan pasukan Israel di Jenin. Pejuang Palestina menghancurkan tujuh kendaraan lapis baja Israel.
Dalam video yang diunggah oleh @SotWarNews di Twitter, satu demi satu kendaraan Israel dihancurkan oleh alat peledak rakitan (IED), yang diledakkan dari jarak jauh oleh para pejuang perlawanan Palestina. Kendaraan israel ketiga diledakkan oleh alat peledak rakitan. Sementara, kendaraan Israel keempat dihancurkan oleh IED milik Brigade al Quds (PIJ).
Serangan bertubi-tubi itu membuat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kewalahan. Israel harus mengirim traktor untuk menarik barisan truk, jip, dan pengangkut personel lapis baja (APC) yang hancur. Israel mengalami kerugian besar di lapangan sehingga mereka mengirim helikopter serang untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Israel mengeklaim hanya menderita tujuh luka dan tidak ada kematian. Namun, klaim ini sulit dipercaya karena serangan balasan dari kelompok perlawanan Palestina ini cukup masif dan sebanding dengan perang pada 2006 di Lebanon.
Pesawat Isarel mulai meletuskan suarnya. Suar ini biasanya digunakan untuk mengacaukan rudal permukaan ke udara (SAM) pencari panas. Hal ini menunjukkan bahwa pejuang Jenin menggunakan sistem SAM yang rumit, misalnya, Stinger. Hari ini menandai era baru bagi para pejuang Palestina di Jenin karena mereka menerapkan taktik baru melawan serangan Israel. Penggunaan IED di medan perang belum terlihat sejak Intifadah ke-2.
Setelah serangan balasan itu, orang-orang Jenin mengumpulkan puing-puing kendaraan Israel mulai dari roda, ban, dan potongan logam bengkok. Mereka mengarak puing-puing kendaraan itu keliling kota dalam pawai kemenangan.
Empat warga Israel tewas dan empat lainnya luka-luka dalam serangan penembakan di sebuah pompa bensin di luar permukiman Eli di Tepi Barat pada Selasa (20/6/2023) sore.
Salah satu korban diidentifikasi sebagai Elisha Antman (18 tahun) seorang pendududuk di pemukiman Eli. Seorang lainnya diidentifikasi sebagai Harel Masoud, warga Yad Binyamin, berusia 21 tahun. Korban ketiga diidentifikasi sebagai Ofer Feirman, penduduk Eli lyang berusia 63 tahun, dan korban keempat diidentifikasi sebagai Nachman Shmuel Mordoff (17 tahun) penduduk Achiya.
Laporan intelijen awal menunjukkan kemungkinan kuat bahwa pelaku yang menyerang warga Israel terkait dengan Hamas. Beberapa waktu kemudian, seorang pejabat Hamas mengatakan orang-orang bersenjata itu adalah anggota sayap militer Hamas, brigade Izzadin al-Qassam. Salah satu pelaku penembakan yang diidentifikasi sebagai Muhannad Shahada, dari desa Orif, dekat Nablus, di Tepi Barat tewas ditembak pasukan Israel.
"Kami menerima laporan di hotline MDA 101 tentang serangan penembakan di pom bensin di sebelah Eli. Kami tiba dengan pasukan besar di pom bensin dan melihat pemandangan mengerikan. Delapan korban menderita luka tembak, beberapa di antaranya di pom bensin dan beberapa di restoran terdekat. Tiga dari yang terluka dievakuasi ke rumah sakit dengan kendaraan perawatan intensif," kata petugas medis senior, Motti Dahan dilaporkan The Jerusalem Post, Rabu (21/6/2023).
Menyusul penyerangan tersebut, ketua permukiman Eli Ariel Elmaliach meminta warga untuk tetap tinggal di rumah. Namun, sekitar satu setengah jam kemudian, situasi dinyatakan aman.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa, semua opsi terbuka setelah serangan teror tersebut. “Kami akan terus melawan teror dengan kekuatan penuh, dan kami akan mengalahkannya,” ujar Netanyahu.
Netanyahu mengadakan penilaian situasional di Komando Pusat IDF di Yerusalem pada Selasa malam, setelah orang-orang di koalisinya menyerukan tanggapan militer yang kuat terhadap serangan teror. Beberapa kepala tentara dan keamanan senior hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, Kepala Shin Bet Ronen Bar, dan Kepala IDF Herzi Halevi.