REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Kapal selam Titan yang hilang saat membawa misi mendokumentasikan reruntuhan Titanic dioperasikan oleh OceanGate Expeditions, sebuah perusahaan yang berbasis di negara bagian Washington AS.
OceanGate telah melakukan misi wisata ke bangkai kapal Titanic sejak 2021. Kapal selama Titan memulai perjalanannya pada Ahad (18/8/2023) pagi bersama kapal pendukungnya, Polar Prince. Sekitar satu jam 45 menit kemudian, kapal selam tersebut kehilangan kontak sekitar.
Tidak seperti kapal selam lain yang dapat berangkat dan kembali ke pelabuhan dengan kekuatannya sendiri, kapal selam Titan membutuhkan kapal lain untuk meluncurkan dan memulangkannya. Titan diluncurkan dari Polar Prince, kapal pemecah es yang disewa oleh OceanGate. Kapal Polar Prince mengangkut orang dan kapal selam ke lokasi bangkai kapal Titanic di Atlantik Utara.
Kecanggihan kapal selam itu juga dapat dilihat dari proses pembangunannya yang melibatkan para insinyur di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA di Alabama.
“Keahlian NASA dalam desain dan susunan penempatan serat otomatis dari lambung komposit sangat berharga dalam proyek ini,” kata pendiri dan CEO OceanGate Stockton Rush dalam pernyataan Maret 2022, dilansir dari Space, Rabu (21/6/2023).
Rush menambahkan kemampuan untuk membangun lambung tekanan Titan dengan serat karbon tingkat kedirgantaraan dan protokol manufaktur menghasilkan kapal selam yang beratnya hanya sebagian kecil dari berat kapal selam awak penyelam lainnya.
“Pengurangan berat ini memungkinkan kami membawa bentuk muatan yang jauh lebih besar yang kami gunakan untuk membawa lima awak: seorang pilot, peneliti, dan spesialis misi,” ujarnya.
Selain itu, OceanGate melengkapi kapal selam Titan dengan kamera definisi tinggi dan peralatan sonar multi-beam. Kapal selam ini memetakan dekomposisi bangkai kapal dapat membantu para ilmuwan memprediksi nasib bangkai kapal laut dalam lainnya.
“Laut mengambil benda ini, dan kami perlu mendokumentasikannya sebelum semuanya menghilang atau menjadi tidak dapat dikenali,” kata Rush pada 2021.
Menurut dokumen yang diajukan oleh perusahaan OceanGate pada April ke Pengadilan Distrik AS di Virginia yang mengawasi masalah Titanic. Kapal selam Titan mampu menyelam 4.000 meter atau 13.120 kaki dengan batas keamanan yang nyaman. Titan terbuat dari serat karbon titanium dan filamen, dan telah terbukti dapat menahan tekanan besar dari laut dalam.
Dalam pengajuan pengadilan pada Mei 2021 OceanGate mengatakan, Titan memiliki fitur keselamatan yang tak tertandingi yang menilai integritas lambung selama penyelaman. Titan telah menjalani lebih dari 50 penyelaman uji, termasuk ke kedalaman yang setara dengan Titanic di perairan dalam di lepas pantai Bahama.
"Titan pasti akan mengantarkan era baru eksplorasi dengan menyediakan akses ke 50 persen lautan untuk pengamatan manusia secara langsung", kata OceanGate dalam situs webnya.
Selama ekspedisi 2022, OceanGate melaporkan bahwa kapal selam Titan mengalami masalah baterai pada penyelaman pertamanya, sehingga harus dipasang secara manual ke platform pengangkatnya.