REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Polisi Israel menahan tiga pegawai PBB di perbatasan Yordania pada Ahad (25/6/2023) karena dicurigai mencoba menyelundupkan kokain cair yang disamarkan sebagai parfum. Polisi mengatakan, pemeriksaan rutin oleh pihak berwenang terhadap tiga pegawai PBB di perbatasan Israel-Yordania menimbulkan kecurigaan terkait perlengkapan pembuat parfum.
"Perlengkapan itu diperiksa dengan cermat, termasuk dengan anjing terlatih. Kecurigaan yang masuk akal muncul dari pemeriksaan bahwa itu adalah kokain cair," ujar pernyataan polisi Israel, dilaporkan Middle East Monitor, Senin (26/6/2023).
Menurut laporan Jerusalem Post, ketiga pegawai PBB itu bekerja di Suriah dekat perbatasan. Mereka ditangkap oleh Unit Yagal Polisi Distrik Utara. Laporan tersebut mengatakan, pemeriksaan rutin oleh petugas Otoritas Pajak dan Otoritas Bandara di perbatasan menimbulkan kecurigaan setelah menemukan peralatan pembuat parfum di bagasi mereka yang dipenuhi botol berisi cairan.
Reaksi anjing pelacak terhadap barang-barang tersebut memperkuat kecurigaan polisi bahwa zat tersebut adalah kokain cair. Ketiga pegawai PBB ditahan untuk diinterogasi lebih lanjut oleh Polisi Distrik Utara.
Ketiga orang yang ditangkap berasal dari Fiji. Menurut media setempat, Panglima Pasukan Militer Republik Fiji, Ro Jone Kalouniwai, mengonfirmasi bahwa tiga tentara Fiji ditahan sehubungan dengan tuduhan tersebut. Ketiganya bertugas di Batalion Fiji di bawah misi Pasukan Pengamat Disengagement PBB di Dataran Tinggi Golan, Suriah.
Kokain cair dibuat dengan melarutkan kokain dalam air atau cairan tertentu dan kemudian mengubahnya menjadi bubuk. Mendeteksi kokain jenis ini dapat menjadi tantangan karena cairan sering menyembunyikan bau kokain yang khas. Untuk menyelundupkan dan mengurangi kecurigaan, sering kali kokain cair disembunyikan di dalam wadah botol sampo, parfum, sirup, atau minuman keras.