Selasa 27 Jun 2023 13:58 WIB

Miliarder Hollywood Hadir Sebagai Saksi Kunci dalam Kasus Dugaan Korupsi PM Israel

Sang miliarder diminta menjelaskan tentang hadiah yang diberikan kepada Netanyahu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menghadiri tahap pembuktian persidangannya atas dugaan kejahatan korupsi, di pengadilan distrik Yerusalem, di Salah El-Din, Yerusalem Timur, 05 April 2021.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menghadiri tahap pembuktian persidangannya atas dugaan kejahatan korupsi, di pengadilan distrik Yerusalem, di Salah El-Din, Yerusalem Timur, 05 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Miliarder Hollywood Arnon Milchan (78 tahun) kembali dihadirkan sebagai saksi kunci dalam persidangan kasus dugaan korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (26/6/2023). Milchan adalah pebisnis Israel yang dikenal kiprahnya sebagai produser film di Amerika Serikat (AS).

Dalam persidangan, Milchan memberi kesaksian secara virtual dari Brighton, Inggris, yang dekat dengan tempat tinggalnya. Milchan mulai dihadirkan sebagai saksi sejak Ahad (25/6/2023) lalu. Jaksa berharap keterangan Milchan dapat menjelaskan tentang banyaknya hadiah yang diberikannya kepada Netanyahu dan istrinya.

Baca Juga

Jaksa menduga, hadiah-hadiah tersebut adalah imbalan kepada Netanyahu karena telah memajukan kepentingan bisnis Milchan. Pengacara Netanyahu telah membantah hal tersebut. Ia menilai, hadiah-hadiah kepada kliennya adalah isyarat ramah dari Milchan.

Pada hari pertama kesaksiannya, Milchan telah menggambarkan persahabatannya dengan Netanyahu. Dia mengakui sering memberikan hadiah kepada Netanyahu dan keluarganya.

Saking seringnya, Milchan dan Netanyahu telah membentuk kode-kode tertentu untuk beberapa barang. Misalnya, cerutu, diganti namanya menjadi “daun”. Sampanye diistilahkan sebagai “mawar”. Sementara kemeja mewah dijuluki “kurcaci”.

Milchan mengungkapkan dia telah menginstruksikan para pembantunya untuk memberikan apa pun yang diinginkan Netanyahu. Netanyahu pun meyakinkan Milchan bahwa tidak akan ada hal ilegal terjadi menyangkut pemberian hadiah-hadiah tersebut.

Dalam kesaksiannya pada Senin lalu, Milchan mengatakan hadiah-hadiah itu tidak memengaruhi persahabatannya dengan Netanyahu sampai penyelidikan kasus dugaan korupsi dibuka. Pada momen itu Milchan menyadari bahwa hadiah-hadiah yang diberikannya kepada Netanyahu berlebihan.

Jaksa sempat menanyakan kepada Milchan apakah dia pernah menolak permintaan hadiah dari Netanyahu. "Bukan itu yang saya ingat," jawabnya.

Namun Milchan menceritakan bahwa dia merasa tidak nyaman karena Netanyahu tidak pernah membalas pengiriman hadiahnya. Menurut dakwaan terhadap Netanyahu, Milchan memberi Netanyahu dan istrinya "jalur suplai" hadiah mewah senilai hampir 200 ribu dolar AS.

Surat dakwaan tersebut menuduh Netanyahu menggunakan jabatannya untuk membantu Milchan mengamankan perpanjangan visa AS dengan memanfaatkan kontak diplomatiknya, termasuk mantan menteri luar negeri AS John Kerry. Jaksa juga menuduh Netanyahu bekerja untuk mendorong undang-undang yang akan memberi Milchan jutaan keringanan pajak.

Dalam kesaksiannya pada Senin lalu, Milchan tak membantah bahwa dia meminta bantuan Netanyahu untuk memperpanjang visanya di AS. Milchan pun mengaku sempat ditelepon oleh John Kerry.

Namun kala itu Kerry menyampaikan kepada Milchan bahwa dia tak dapat membantu proses perpanjangan visanya. Milchan menggambarkan Kerry sebagai teman baik.

Selama Milchan memberi kesaksian pada Ahad dan Senin lalu, Netanyahu hadir di ruang persidangan. Milchan, yang tidak didakwa dalam kasus tersebut, sempat menyapa Netanyahu dengan menggunakan bahasa Ibrani. “Shalom, Bibi!” kata Milchan kepada Netanyahu yang memang biasa dipanggil dengan nama Bibi.

Selain kasus yang melibatkan Milchan, Netanyahu pun menghadapi dua kasus lainnya, yakni mencakup dugaan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu telah membantah melakukan kesalahan dari kasus-kasus tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement