REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Melestarikan sejarah Palestina dan akarnya di tanah kuno Palestina telah menjadi proyek berkelanjutan bagi banyak orang. Namun, bagi kelompok Eyes on Heritage Foundation, publikasi dapat memberikan wawasan tentang sejarah Palestina kepada masyarakat luas.
Dari dalam rumah keluarga tua di Gaza dan di antara masjid dan tempat suci arkeologi, Eyes on Heritage Foundation telah mengabdikan dirinya untuk mengumpulkan manuskrip dari para cendekiawan dan penulis Palestina. Mulai dari buku-buku sastra dan novel yang beberapa di antaranya belum diungkapkan kepada publik.
Manuskrip langka, buku dan dokumen arsip berharga, termasuk catatan sejarah yang meneliti sejarah Palestina selama abad ke-20 disusun dan dilestarikan oleh tim. Langkah ini untuk membantu melindungi kaitan sejarah Palestina dengan tanah air mereka.
"Kami telah bekerja selama beberapa waktu untuk mengumpulkan kaligrafi ini untuk melestarikannya dari kerusakan dan kepunahan, yang bervariasi antara manuskrip, buku, novel, kreasi penulis, penulis sastra, dan cendekiawan dari zaman Ottoman," ujar Direktur Eksekutif Eyes on Heritage Foundation, Haneen Alamssi, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (29/6/2023).
Alamssi mengatakan, beberapa koleksi manuskrip tertua yang dimiliki oleh yayasan berasal dari era Ottoman. Di dalam manuskrip itu terdapat berbagai ilmu pengetahuan, sastra, dan teks-teks agama.
"Ini semua menunjukkan bahwa Kota Gaza kaya dengan para sarjana yang sarat dengan budaya dan ilmu pengetahuan,” kata Alamssi.
Lembaran manuskrip tersebut diproses sedemikian rupa untuk melestarikan warisan Palestina dengan menggunakan alat khusus dan spons yang terbuat dari serat vinil. Di antara buku-buku tersebut terdapat edisi asli novel Palestina pertama yang dicetak di Yerusalem pada 1920.
Tim Eyes on Heritage juga mengerjakan arsip elektronik dari koleksi tersebut. Pekerjaan mereka didukung oleh British Library dan berkoordinasi dengan Kementerian Awqaf di Gaza.
British Library mengatakan, koleksi ini dianggap sebagai sumber daya sejarah dan tertulis yang utama dan langka, termasuk manuskrip. Dalam situs websitenya, British Library mengatakan, proyek ini sangat penting untuk membantu melindungi koleksi berharga yang terletak di salah satu daerah paling rentan dan bermasalah di dunia, yaitu Jalur Gaza. Koleksi tersebut dikumpulkan dan dijaga selama bertahun-tahun oleh sarjana dan sejarawan Dr. Abdul-Latif Abu Hashem, yang sangat terkenal di Palestina dan wilayah Arab.