Senin 03 Jul 2023 10:18 WIB

Orang Tua Para Pengunjuk Rasa Prancis Dapat Dipenjara dan Denda

Para pengunjuk rasa mengecam tindakan polisi Prancis yang menembak seorang remaja.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Otoritas penegak hukum di Prancis pada Kamis (29/6/2023) menangkap 176 orang dalam kerusuhan yang pecah setelah kematian seorang remaja berusia 17 tahun
Foto: AP
Otoritas penegak hukum di Prancis pada Kamis (29/6/2023) menangkap 176 orang dalam kerusuhan yang pecah setelah kematian seorang remaja berusia 17 tahun

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti mengumumkan, bahwa orang tua dari anak-anak di bawah 17 tahun yang terlibat dalam protes di Prancis dapat dimintai pertanggungjawaban. Demonstrasi damai yang menyoroti penembakan polisi kepada Nahel telah berubah menjadi aksi kekerasan di seluruh Prancis.

"Orang tua yang tidak merawat anak-anak mereka (di bawah 17 tahun) dan meninggalkan mereka di malam hari tanpa mengetahui ke mana mereka akan pergi, akan menghadapi hukuman dua tahun penjara dan denda 30.000 euro," kata Dupond-Moretti menekankan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab, dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Selain desakan terhadap orang tua, menurut Dupond-Moretti, pemerintah juga akan melacak IP pengguna yang terlibat dalam protes diorganisir di platform media sosial. Dia mengatakan, pihak berwenang memiliki informasi bahwa orang yang terlibat diorganisir melalui aplikasi seperti Snapchat.

"Jadi Anda berusia 13, 14, 15, 16 atau 17 tahun, Anda di rumah dan Anda telah memposting sesuatu di Snapchat, akun Anda akan dihapus dan Anda akan terdeteksi dan dihukum. Kami minta untuk terang, itu cukup," kata Dupond-Moretti.

Dupond-Moretti mengimbau para orang tua untuk menjaga anak-anaknya. "Mereka yang memiliki tugas sebagai orang tua bertanggung jawab secara moral untuk menjaga ketertiban," ujarnya.

Rekaman seorang pengemudi berusia 17 tahun yang ditembak dan dibunuh oleh polisi di Nanterre selama pengaturan lalu lintas pada 27 Juni menyebabkan kemarahan di seluruh Prancis. Nael pun telah dimakamkan pada Sabtu (1/7/2023).

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmnin menyatakan, sekitar 45 ribu polisi dikerahkan lagi pada Ahad (2/7/2023) malam. Petugas keamanan ini dikerahkan untuk mencegah perusuh yang membakar mobil, menjarah toko, dan menargetkan balai kota serta kantor polisi.

Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan, 719 penangkapan menyusul pemakaman untuk Nahel di pinggiran Paris Nanterre pada Sabtu (1/7/2023). Jumlah ini turun dari 1.311 pada Jumat (30/6/2023) malam dan 875 pada Kamis (29/6/2023) malam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement