Selasa 04 Jul 2023 12:57 WIB

Bagaimana Cara Jepang Menyaring Air Radioaktif dari PLTN Fukushima?

Air yang mengandung radioaktif disaring hingga hanya tinggalkan tritium

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Air yang terkontaminasi raddioaktif disaring untuk menyingkirkan isotop, hingga hanya meninggalkan tritium
Foto: Kyodo News via AP
Air yang terkontaminasi raddioaktif disaring untuk menyingkirkan isotop, hingga hanya meninggalkan tritium

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tank-tank di PLTN Fukushima menampung lebih dari 1,3 juta ton air dengan radioaktif, cukup mengisi 500 kolam renang standar Olimpiade. Jepang pun akan mulai memompa lebih dari satu juta ton air dari PLTN tersebut pada musim panas ini.

Bagaimana cara Tokyo Electric Power Company (Tepco) menangani air tersebut?

Baca Juga

Tepco menyaring air terkontaminasi untuk menyingkirkan isotop, hingga hanya meninggalkan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Tepco kemudian mengencerkan air sampai tingkat tritium turun di bawah batas yang ditentukan sebelum memompanya ke laut.

Air yang terkontaminasi tritium kerap dibuang PLTN-PLTN di seluruh dunia ke laut. Pihak berwenang mendukung cara ini untuk menangani air Fukushima.

Tritium dianggap cukup aman karena tidak memiliki energi yang cukup untuk masuk ke tubuh manusia lewat kulit. Tapi, pada 2014 sebuah artikel di Scientific American menyebut, zat ini dapat meningkatkan resiko kanker bila tercerna.

Butuh waktu puluhan waktu untuk menyelesaikan proses pembuangan air termasuk proses penyaringan dan penyulingan serta rencana penonaktifan pabrik.

Tepco melibatkan komunitas nelayan dan pemangku kepentingan lainnya serta mempromosikan produk pertanian, perikanan dan perhutanan yang dihasilkan daerah sekitar PLTN Fukushima di toko-toko dan restoran. Sebagai upaya mengurangi rusaknya reputasi produk-produk daerah itu.

Selama bertahun-tahun serikat nelayan di Fukushima mendesak pemerintah tidak membuang air terkontaminasi itu ke laut. Sebab hanya akan merusak upaya memulihkan reputasi perikanan daerah itu.

Negara-negara tetangga Jepang juga mengungkapkan kekhawatiran mereka. Cina vokal menentang langkah ini, menyebut rencana Jepang tidak bertanggung jawab, tidak banyak didukung, dan sepihak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement