Rabu 05 Jul 2023 15:48 WIB

Dua Kapal Penjaga Pantai Filipina Hampir Bertubrukan dengan Kapal Patroli Cina di LCS

Filipina sebut tindakan kapal patroli Cina di Laut Cina Selatan sangat berbahaya

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Foto yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina ini menunjukkan sinar laser hijau tingkat militer dari kapal penjaga pantai China di Laut China Selatan yang disengketakan, Senin, 6 Februari 2023.
Foto: Philippine Coast Guard via AP
Foto yang disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina ini menunjukkan sinar laser hijau tingkat militer dari kapal penjaga pantai China di Laut China Selatan yang disengketakan, Senin, 6 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Dua kapal Penjaga Pantai Filipina dihalau dan dicegat kapal patroli Cina saat melakukan operasi reguler di wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan. Manila menggambarkan tindakan kapal patroli Cina sangat berbahaya karena bisa memicu insiden tubrukan.

Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina untuk Laut Filipina Barat Komodor Jay Tarriela mengungkapkan, aksi pencegatan terbaru yang dilakukan kapal patroli Cina terjadi pada 30 Juni 2023. Kala itu, dua kapal Penjaga Pantai Filipina sedang melakukan operasi reguler untuk memasok personel marinir yang ditempatkan di kapal angkatan laut rusak di Second Thomas Shoal.

Baca Juga

Kapal yang sudah rusak tersebut sengaja ditempatkan di sana untuk menegaskan klaim teritorial Filipina di Laut Cina Selatan. Saat dua kapal Penjaga Pantai Filipina mendekati beting, dua kapal Penjaga Pantai Cina mendekat. Menurut Komodor Jay Tarriela, salah satu kapal Cina datang dalam jarak sekitar 90 meter dari haluan kapal BRP Malabrigo.

Aksi kapal Cina tersebut memaksa kapten kapal BRP Malabrigo mengurangi kecepatan guna menghindari insiden tubrukan. “Mereka (kapal Cina) dengan berbahaya melakukan berbagai manuver, bahkan melintasi haluan kapal Penjaga Pantai Filipina dan jarak semacam itu sangat berbahaya karena sudah rawan tabrakan,” kata Tarriela, Rabu (5/7/2023).

Dia menambahkan, kapal patroli Cina telah secara rutin memblokir dan membayangi kapal-kapal Filipina yang berpatroli di Laut Cina Selatan. Kedutaan Besar Cina di Manila belum membuat pernyataan terkait peristiwa yang dijelaskan Komodor Jay Tarriela.

Insiden tubrukan antara kapal penjaga pantai Filipina dan Cina di Laut Cina Selatan juga hampir terjadi pada 23 April 2023 lalu. Lokasinya pun berdekatan dengan Second Thomas Shoal. Sejumlah awak media menyaksikan langsung kejadian tersebut karena mereka tengah diundang untuk mengikuti kegiatan patroli perairan menggunakan dua kapal penjaga pantai Filipina.

Kapal Filipina mendekati Second Thomas Shoal, yang oleh Cina disebut sebagai Ren'ai Jiao, di Kepulauan Spratly. Saat satu perahu yang membawa wartawan Filipina, BRP Malapascua, mendekati dangkalan, sebuah kapal penjaga pantai Cina dengan ukuran lebih dari dua kali lipat berlayar ke jalurnya.

Perwira komandan Malapascua mengatakan kapal Cina itu datang dalam jarak 45 meter dari kapalnya. Dia menyebut hanya tindakan cepatnya yang menghindarkan dua kapal berlambung baja itu saling bertabrakan.

Pada 28 April 2023, Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, kapal-kapal Filipina telah “menyusup” tanpa izin ke wilayah perairannya. Beijing menyebut, tindakan kapal Filipina provokatif. Sementara Filipina mengklaim bahwa kapalnya melakukan patroli rutin di wilayah perairannya sendiri. Manila menegaskan akan terus melaksanakan patroli rutin perairan.

Insiden nyaris bertubrukannya kapal penjaga pantai Cina dan kapal patroli Cina terjadi hanya sehari setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menjamu Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang. Keduanya bertemu untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan. Marcos Jr. telah menegaskan, dia tidak akan membiarkan Cina menginjak-injak hak negaranya di laut. Itu menjadi sebuah sinyal bahwa Marcos Jr. menolak menerima klaim kedaulatan Beijing atas Laut Cina Selatan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement