Kamis 13 Jul 2023 21:50 WIB

Tiga Negara Mitra Dukung ASEAN Jadi Episentrum Pertumbuhan

Jepang memberikan bantuan langsung untuk memperkuat ketahanan pangan ASEAN.

Menlu Retno Marsudi (tengah) menyampaikan pandangannya dalam Pertemuan Ke-24 Menteri Luar Negeri ASEAN Plus Tiga (APT FMM) di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menlu Retno Marsudi (tengah) menyampaikan pandangannya dalam Pertemuan Ke-24 Menteri Luar Negeri ASEAN Plus Tiga (APT FMM) di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga negara mitra yaitu Korea Selatan, Jepang, dan Cina mendukung Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi. Upaya memperkuat peran ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dinyatakan penting oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, karena dunia saat ini dihadapkan pada ketegangan geopolitik dan fragmentasi ekonom serta efek pandemi yang berkepanjangan dan krisis iklim dan energi.

"Melihat tantangan ini, kita perlu memperkuat ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan seperti yang diungkapkan dalam tema tahun ini," ujar Park Jin dalam Pertemuan Menlu ASEAN Plus Tiga (APT) di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga

Untuk tujuan itu, dia menjelaskan bahwa APT telah memiliki 60 mekanisme kerja sama guna memastikan tanggapan terhadap potensi krisis di kawasan. Di antara mekanisme tersebut adalah Inisiatif Chiang Mai yang ditujukan untuk merespons krisis keuangan serta Cadangan Beras Darurat untuk mengatasi gangguan pasokan pangan.

Lebih lanjut, Park Jin menyatakan dukungannya kepada inisiatif Menlu Indonesia Retno Marsudi yang menekankan pada kekuatan dialog untuk mendorong stabilitas dan pertumbuhan di kawasan. "Kita harus menciptakan momentum baru untuk merevitalisasi kerja sama di antara negara-negara Plus Tiga, dan dalam hal ini Korea akan berperan lebih aktif untuk memajukan kerja sama trilateral," ujar Park Jin.

Sementara itu, Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa menegaskan pentingnya menegakkan tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan hukum agar kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi pusat pertumbuhan. Dia kemudian menyebut bahwa sejak dibentuk pada 2007, APT telah mampu merespons krisis keuangan di ASEAN dan secara efektif menanggapi krisis pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam merespons krisis keuangan, kata dia, Jepang telah mendorong fasilitas pembiayaan cepat dan pengembangan peta jalan untuk kemungkinan struktur pembiayaan dalam Inisiatif Chiang Mai. Sementara guna mendukung pembangunan kembali pasca pandemi, Jepang memberikan pinjaman keuangan darurat senilai 3,3 miliar dolar AS (sekitar Rp49,4 triliun)

Jepang turut memberikan bantuan langsung melalui Cadangan Beras Darurat APT untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan. "Jepang juga mendukung sentralitas dan persatuan ASEAN dalam kerangka ASEAN Plus Three dan sangat mementingkan kerja sama yang sejalan dengan pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik," tutur Hayashi.

Direktur Komite Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China Wang Yi menyebut APT sebagai mekanisme kerja sama regional yang paling jujur di kawasan Asia Timur. "Sebagai ekonomi penting di kawasan, APT harus memperkuat persatuan dan bekerja sama secara erat untuk menghadapi tantangan bersama. Kami telah melakukan segala upaya untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi regional dan mendukung peningkatan kerja sama dengan ASEAN," tutur Wang Yi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement