Selasa 18 Jul 2023 07:48 WIB

Uni Eropa Kecam Langkah Rusia Keluar dari Kesepakatan Ekspor Biji-bijian

Harga biji-bijian dan biji minyak naik setelah Rusia keluar dari kesepakatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, pada Senin (17/7/2023), menyebut keputusan Rusia untuk menangguhkan kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam sebagai 'langkah sinis'. Dia menambahkan bahwa Uni Eropa akan terus bekerja untuk memastikan keamanan pangan bagi negara-negara miskin.

Rusia telah menghentikan partisipasinya dalam kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam. Kesepakatan ini sebelumnya telah ditengahi oleh PBB dan Turki. Harga biji-bijian dan biji minyak telah naik setelah Rusia menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan tersebut.  

Baca Juga

"Saya mengutuk keras langkah sinis Rusia untuk menghentikan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam, terlepas dari upaya PBB dan Turki. Uni Eropa bekerja untuk memastikan keamanan pangan bagi negara yang rentan di dunia. Jalur Solidaritas Uni Eropa akan terus membawa produk pangan pertanian dari Ukraina ke pasar global," kata von der Leyen.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan keputusan Moskow tidak dapat dibenarkan. Borrell mengatakan, Rusia menggunakan makanan sebagai senjata dalam konflik dengan Ukraina.  

"Ini adalah sesuatu yang sangat serius yang akan menimbulkan banyak masalah bagi banyak orang di seluruh dunia," kata Borrell kepada wartawan.

"Saya harus menyalahkan Rusia atas keputusan ini. (Itu) sama sekali tidak dapat dibenarkan, mempersenjatai rasa lapar rakyat," kata Borrell.

Ukraina adalah produsen utama biji-bijian dan minyak sayur. Ekspor Ukraina terganggu saat invasi Rusia sehingga mendorong harga pangan global mencapai rekor tertinggi.  Kesepakatan biji-bijian disepakati pada Juli 2022 sekitar lima bulan setelah perang dimulai. Kesepakatan ini membantu menurunkan harga dan meredakan krisis pangan global.

"Bagi kami ini sangat mengkhawatirkan, apa yang telah kami lihat dengan ketentuan yang sedang berlangsung oleh Ukraina, terlepas dari fakta bahwa itu berada di bawah serangan bom setiap hari, adalah kemungkinan biji-bijian Ukraina terus memberi makan dunia," kata Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola.  

"Kekhawatiran kami pada efek limpahan dampak dari keputusan seperti itu, yang sangat disesalkan, sangat mengkhawatirkan, dan kami berharap kami terus menemukan resolusi karena negara-negara bergantung pada biji-bijian Ukraina," ujar Metsola. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement